Lihat ke Halaman Asli

Masih Perlukan Debat Capres/Cawapres Setelah KPU Tidak Fasilitasi Pemaparan Visi dan Misi?

Diperbarui: 6 Januari 2019   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

screenshoot pribadi dari kompas.com

Seperti sudah diperkirakan, akhirnya KPU memutuskan untuk tidak fasilitasi penyampaian visi dan misi Capres/Cawapres dalam debat pada 17 Januari 2019. (Kompas, 5/1/2019).

Alasannya tidak ada kesepakatan dari kedua tim pemenangan. Tim Kemenangan Nasional (TKN) pasangan nomor urut 01 menolak penyampaian visi dan misi secara langsung dalam debat dan usulkan cukup disampaikan oleh tim sukses. Sementara Badan Kemenangan Nasional (BKN) dari pasangan nomor urut 02 mengusulkan perlunya penyampaian visi/misi secara langsung oleh pasangan calon dalam acara debat.

Dengan alasan tidak ingin memihak, KPU memutuskan untuk tidak memfasilitasi penyampaian visi dan misi Capres/Cawapres. Kata KPU, karena tidak diatur dalam undang-undang penyampaian visi dan misi dapat dilakukan terpisah dan diserahkan kepada tim pemenangan masing-masing. 

Bukan hanya membatalkan penyampaian visi dan misi Capres/Cawapres, KPU juga menyebut pasangan capres-cawapres akan mengetahui daftar pertanyaan sebelum debat berlangsung.

Mengetahui keputusan KPU, tanggapan pun bermunculan di media sosial, khususnya terkait keberpihakan KPU dan perlunya penyampaian visi dan misi oleh Capres/Cawapres.

"Kita ini milih Presiden bukan Timses. Super star itu Capres dan Cawapres. Tugas @KPU_ID sebagai fasilitator agar rakyat tahu the next President ways hanya dg "memfasilitasi" agar visi misi Paslon diketahui rakyat. Bukan malah dibatalkan acara visi misi tsb," begitu dikatakan Imelda Sari dari Partai Demokrat lewat akun twitternya.

"KPU sudah berevolusi dari wasit pesta demokrasi menjadi juru kampanye paslon no urut 1. saya tidak tau ini keinginan KPU atau ditekan oleh istana. #KPUCURANG" begitu twit dari @zulfikarreza.

Terkait dengan rencana KPU memberikan pertanyaan sebelum debat, Ferdinand Hutahean (juga) dari Partai Demokrat menulis di twitter "Wahai tuan @KPU_ID , debat itu gunanya utk menguji wawasan Capres Cawapres. Menguji kemampuan berpikir mrk utk memimpin bangsa ini. Lantas mgp pertanyaan debat mau dibocorkan seminggu sblm debat? Mmgnya capres itu mau disuruh hapalan? Ini pilpres kualitas paling buruk."

Sementara netizen lainnya @rafsandi berkomentar "Ini sama aja kaya panitia rekrutmen pns ngasih tau soal ujian di sosmed 1 minggu sebelum ujian, terus peserta yang jutaan tersebut lulus semua wkwkwk #JKWTakutPaparkanMisiVisi #JokowiAminLebihBaik #PrabowoSandiAja"

Komentar yang lebih keras disampaikan oleh @alfatih "Karna mreka semua tau paslon no 1 gak sebanding dengan paslon no 2 jika di tes udah jelas dari kebijakan KPU yg lebih memberi peluang paslon no 1 biar tidak kliatan plonga plongonya DuS!!!"

Kok semua komentar terhadap KPU negatif? Mana komentar-komentar positifnya? Baiklah, untuk mendapatkan komentar positif marilah kita telusuri beberapa akun twitter yang dikenal sebagai pendukung capres/cawapres nomor 01 seperti Denny JA, Denny Siregar, Abu Janda atau PSI. Sebagai pendukung garis keras, pasti mereka tersinggung jika calon yang didukungnya diremehkan terkait penyampaian visi dan misi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline