Sempat nganggur beberapa bulan usai keok di pilkada DKI Jakarta, akhirnya Djarot Saiful Hadi mendapat kesempatan pekerjaan baru sebagai calon gubernur Sumatera Utara (Sumut). Adalah PDIP yang memberikan kesempatan kepada mantan Gubernur DKI yang menjabat selama 4 bulan tersebut untuk menjadi Gubernur Sumut periode 2018-2023.
"Untuk Sumatera, saya mau masukkan Pak Djarot ke sana," ujar Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri pada Kamis (4/1/2018). Menurut Megawati, Djarot adalah calon yang pas untuk membenahi Sumut. Djarot dipilih menjadi cagub karena gubernur Sumut sebelumnya selalu bermasalah dengan hukum dan Megawati yang mengenal Djarot sejak lama menilai rekam jejak Djarot sebagai wali kota Blitar dua periode dan Wagub serta Gubernur Jakarta sangat baik dan bersih. Megawati yakin, Djarot bisa diterima oleh masyarakat Sumut yang berkarakter terbuka, apalagi di Sumut banyak warga yang merupakan keturunan Jawa.
Apa yang disampaikan Megawati memang tidak keliru dan pastinya sudah ditimbang masak-masak. Dibanding tokoh-tokoh partai lainnya, prestasi dan rekam jejak orang dekat Megawati ini jelas unggul jauh. Di pemerintahan, Djarot pernah menjadi Walikota Blitar yang sukses, dan yang fenomenal tentu saja menjadi wakil Gubernur dan kemudian Gubernur DKI. Sementara di partai, Djarot adalah Ketua DPD PDIP Jakarta.
Dengan segudang pengalaman dan prestasi di pemerintahan dan partai, ditambah dengan status orang baik, Djarot memang sangat diyakini dapat menularkan pengalaman dan pengetahuannya di Sumut. Sebagai mantan Gubernur DKI yang sukses menandatangani RAPBD dan mutasi pegawai beberapa hari sebelum lengser, Djarot jelas dapat diandalkan untuk membawa Sumut menjadi provinsi yang maju dan menjadikan Medan sebagai kota Metropolitan seperti Jakarta.
Satu lagi, sampai sejauh ini Djarot merupakan satu-satunya cagub yang berkumis dan ini menjadi daya tarik tersendiri jika ingin menyasar pemilih di kalangan wanita, selain pemilih keturunan Jawa.
Nah kurang apa lagi coba. Kalau kemudian masih ada yang meragukan kemampuan Djarot untuk memimpin Sumut, maka hal tersebut wajar-wajar saja. Namanya juga pemilihan, setiap calon sudah barang tentu ingin menonjolkan kemampuan masing-masing dan kalau bisa menghilangkan prestasi pesaingnya. Memangnya pemilihan Ketua RT, di mana orang justru menghindar, bahkan untuk sekedar dicalonkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H