Lihat ke Halaman Asli

Ahok dan Ruhut Kembar Identik

Diperbarui: 6 Oktober 2016   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilkada DKI 2016 menyatukan Ahok dan Ruhut, dua orang politikus lihai yang banyak memiliki persamaan.

Keduanya sama-sama memulai karirnya dari partai politik yang sama sebelum akhirnya sama-sama menjadi politikus kutu loncat yang gemar berpindah-pindah partai politik demi mengamankan posisi dan upayanya meraih dan mempertahankan kekuasaan. Keduanya sama-sama memiliki feeling politik yang tajam untuk pilih-pilih kendaraan politik yang sesuai baginya. Bagi keduanya tidak ada teman yang abadi, yang ada kepentingan yang sama.

Ahok dan Ruhut sama-sama memulai karirnya dari partai politik yang sedang berkuasa yaitu Partai Golkar. Ketika Golkar tumbang dan yang berkuasa adalah Partai Demokrat, Ahok kabur ke Partai Gerindra yang kemudian membawanya ke kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Jokowi. Sementara Ruhut memilih bergabung ke partai penguasa, Partai Demokrat, dan membawanya ke kursi DPR.

Setelah kursi Wakil Gubernur dan akhirnya Gubernur diraih, Ahok kemudian hengkang dari Partai Gerindra yang mengusungnya dengan alasan sudah tidak sejalan dan ingin independen. Sementara Ruhut, meski tidak hengkang dari Partai Demokrat, tetapi ia memilih bermain dua kaki dan melakukan pembangkangan diam-diam.Ruhut memilih merapat ke Ahok yang berkuasa di DKI Jakarta dan kemudian didukung partai penguasa PDI-P, ketimbang mendukung calon dari partainya sendiri.

Keduanya sama-sama tanpa malu-malu memperlihatkan sikap politik yang mendua dan tidak konsisten. Ibarat pagi kedelai sore tempe, kemarin bilang putih, hari ini bilang merah. Ahok yang semula bilang akan maju dari jalur independen, sehingga berhasil mendapatkan dukungan Teman Ahok, pada akhirnya maju ke pilkada lewat jalur partai. Sedangkan Ruhut yang dulu memuji-muji habis SBY, setelah SBY lengser dan Partai Demokrat mulai redup, ia pun memuji-muji Jokowi dari PDI-P (dan Ahok) yang popularitasnya saat ini masih tinggi.

Ahok dan Ruhut juga dikenal sama-sama memiliki suara lantang menggelegar. Ahok dengan mudah memuntahkan suara lantang dan amarahnya kepada masyarakat kecil. Begitu pun halnya Ruhut, ia dikenal sebagai politikus bersuara lantang yang tidak segan-segan menyerang lawan berbicaranya dalam debat di televisi.

Sebetulnya ada satu lagi kesamaan yang dimiliki keduanya, tapi tidak akan saya sebutkan karena berbau SARA.

Dengan banyaknya kesamaan yang dimilikinya, Ahok dan Ruhut ibarat kembar identik. Keduanya kini bersama-sama berada dalam satu gerbong mempertahankan kursi empuk kekuasaan. Ahok sebagai petahana dan Ruhut sebagai tim pemenangan bahu membahu meyakinkan rakyat Jakarta bahwa Ahok lah pilihan yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline