Lihat ke Halaman Asli

Persepsi Kesehatan Mental: Konstruksi Sosial dan Harapan pada Remaja di Indonesia

Diperbarui: 10 Desember 2024   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://pngtree.com/freepng/mental-health-problems-flat-illustration-yellow-characters_6855447.html

Apa itu Kesehatan Mental

Kesehatan mental merupakan salah satu faktor penting yang harus terpenuhi di dalam kehidupan seorang individu, sehingga individu tersebut dapat menjalani kehidupannya dengan optimal. Kesehatan mental merujuk pada suatu kondisi dimana kesejahteraan psikologis yang mencakup aspek sosial, psikologis, dan emosional seseorang. Para remaja menjadi kelompok yang rentan terkena masalah pada kesehatan mental, Satu dari tiga remaja Indonesia mengalami gangguan mental, dan satu dari dua puluh di antara mereka mengalami gangguan mental dalam 12 bulan terakhir, menurut Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), survei kesehatan mental nasional pertama yang mengukur prevalensi gangguan mental pada remaja berusia 10 hingga 17 tahun di Indonesia. Ini setara dengan sekitar 15,5 juta remaja yang mengalami masalah kesehatan mental dan sekitar 2,45 juta remaja yang mendapatkan diagnosis gangguan mental. 

Data tersebut merupakan fakta yang harus diterima bahwasannya para remaja di Indonesia masih banyak yang mengalami masalah pada kesehatan mental, remaja yang mengalami gangguan mental nantinya mengalami hambatan dalam menjalani aktivitas sehari-hari yang diakibatkan oleh gangguan mental yang dialami. Namun, masalah kesehatan mental ini bukan semata-mata tanpa adanya penyebab. Berbagai faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan gangguan mental yang terjadi pada para remaja, Dengan memahami bahwa penyebab yang kompleks dari masalah kesehatan mental pada remaja, kita dapat lebih efektif dalam merancang intervensi dan dukungan yang tepat.

Tantangan yang Dihadapi oleh Remaja

Masalah kesehatan pada remaja kini menjadi sebuah hal yang semakin serius, dengan jumlah penderita yang terbilang cukup banyak menjadikan isu ini begitu penting di masyarakat. Banyak dari para remaja menghadapi stigma dan tantangan yang dapat mengancam kesejahteraan hidup mereka. 

  • Pemahaman yang Terbatas dalam Konstruksi Sosial

Salah satu teori sosiologi yakni konstruksi sosial juga ikut berpengaruh besar terhadap terciptanya masalah ini. Kontruksi sosial sendiri merupakan pernyataan keyakinan (claim) dan sudut pandang (viewpoint) bahwa kebudayaan dan masyarakat mengajarkan isi kesadaran dan cara berhubungan dengan orang lain (Ngangi, 2011). Kebanyakan dari masyarakat Indonesia memiliki pemahaman yang kurang mengenai kesehatan mental, hal ini masih menjadi topik yang tabu ketika di bicarakan. Masyarakat juga seringkali beranggapan bahwa masalah kesehatan mental sebagai tanda kelemahan atau kegagalan pribadi. Akibatnya, banyak orang tidak menerima pendidikan dan informasi yang tepat tentang kesehatan mental, yang menyebabkan remaja merasa terisolasi dan tidak didukung saat menghadapi masalah ini.

  • Tekanan Sosial 

Akibat dari konstruksi sosial tersebut akhirnya menimbulkan tekanan bagi individu yang menderita masalah pada kesehatan mentalnya, adanya ekspektasi dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar dapat menimbulkan beban emosional yang berat. Remaja sering merasa tertekan dalam memenuhi ekspektasi akademis atau sosial, yang dapat mengarah pada stres dan perasaan yang buruk. Mengutip dari jurnal Factors Contributed to Mental Health Stigma in Adolescents and Relevant Interventions, penelitian menunjukkan bahwa remaja yang merasa tertekan oleh ekspektasi sosial seringkali mengalami pada masalah kesehatan mental yang lebih serius, contohnya seperti bunuh diri.

  • Peran Media Sosial

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline