Lihat ke Halaman Asli

Adam Badruzzaman

Leader of Mobile Community All Platform (MOCAP) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

KKM-33 UIN Malang, Serap Ilmu UMKM Tahu Desa Sukoanyar Pakis

Diperbarui: 15 Januari 2023   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Silaturahmi UMKM Tahu (Dokpri)

Sukoanyar -- (30 Desember 2022) Pada penghujung tahun 2022, kelompok 33 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang ber -anggotakan 16 mahasiswa dengan Bu Farid Munfaati, S.S., M.Pd sebagai dosen pembimbing lapangan, melakukan kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan ini termasuk dalam salah satu program kerja bidang kemasyarakatan yaitu mengunjungi salah satu UMKM tahu yang ada di Desa Sukoanyar Pakis.

Pak Samsul (Dokpri)

Bu Rini (Dokpri)

Rangkaian kegiatan diawali dengan survey pertama pada (Jum'at 30 Desember 2022). Pada survey pertama ini, kami berkenalan dengan Pak Samsul selaku pemilik UMKM tahu tersebut. Bapak Samsul menjelaskan secara singkat tentang proses pembuatan tahu. Kami tidak melihat dan mengikuti  secara langsung prosesnya saat itu. Dikarenakan kami datang sudah sore dan Pak Samsul sudah selesai dalam memproduksi tahu untuk hari itu, maka kami membuat janji di kemudian hari agar bisa ikut serta dalam proses pembuatan tahu. 

Menurut cerita dari Pak Samsul dan Bu Rini (istrinya), beliau memulai usaha tahu sejak tahun 2000 an dengan 2 orang karyawan . Beliau memulai usaha tersebut setelah beberapa tahun menjadi karyawan di pabrik tahu Dinoyo. Usaha beliau mengalami beberapa kali kegagalan dikarenakan kebakaran yang melahap habis rumah produksi tahu milik Pak Samsul dan juga bencana banjir bandang. Namun, Pak Samsul dan istrinya tidak menyerah begitu saja. Beliau kembali bangkit dan perlahan membangun kembali rumah produksi tahu tersebut.

KKM 33 membantu proses pembuatan tahu  (Dokpri)

KKM 33 membantu proses pembuatan tahu  (Dokpri)

Pada kunjungan berikutnya, kami datang lebih pagi untuk mengikuti langsung proses pembuatan tahu. Pak Samsul dan Bu Rini menyambut kami dengan sangat ramah. Bu Rini mengeluarkan susu kedelai, tahu goreng dan menjes goreng (ampas kedelai) untuk disuguhkan kepada kami. Kemudian kamii ikut serta dalam proses pembuatan tahu mulai dari awal. 

Pak Samsul menggunakan limbah pabrik tusuk sate sebagai bahan bakar tungku pemanas nya. Dalam sekali cetakan Pak Samsul memproduksi 5 kg kedelai untuk tahu.  Prosesnya dimulai dari pencucian kedelai, penggilingan, kemudian perebusan dan yang kita ambil adalah air nya. Bagian yang paling kita sukai adalah ketika mengayak air yang akan dijadikan tahu, karena hal tersebut memiliki keseruan tersendiri. Setelah itu, tahu baru bisa diberi obat tahu, dicetak dan di diamkan beberapa menit.

Pak Samsul dan Bu Rini memiliki beberapa trik dan rahasia tersendiri yang berbeda dari pengusaha lain untuk usaha tahunya tersebut. Meskipun demikian, Pak Samsul tetap terbuka dan mau mengajari siapapun yang ingin belajar tentang pembuatan tahu. Dari Pak Samsul dan Bu Rini kami banyak belajar bahwa tidak ada usaha yang berbuah sia-sia asalkan kita terus semangat dan pantang menyerah. Beliau berpesan kepada kami untuk terus semangat dalam meraih kesuksesan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline