Lihat ke Halaman Asli

A Damanhuri

Gemar bersosial dan penikmat kopi

Perilaku Masyarakat, Beli Motor Sanggup Buat Jamban Sehat Tak Mau

Diperbarui: 14 Maret 2020   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Camat Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar Asyari menyampaikan bahwa sebagian masyarakat beli motor sanggup tapi buat jamban sehat tak mau. foto dok armaidi tanjung sekretaris fks padang pariaman

Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman tahun ini menargetkan satu nagari bebas Open Defecation Free (ODF)/Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Dari lima nagari di kecamatan itu diharapkan sudah bebas BABS tahun ini.

Demikian ditegaskan Camat Sintuak Toboh Gadang, Asyari, Kamis lalu saat membuka Lokakarya Mini (Lokmin) lintas sektoral triwulan I yang diadakan di aula Kantor Camat. Menurut Asyari, dari laporan Walinagari Toboh Gadang Barat, tahun ini dianggarkan Rp80 juta untuk membantu masyarakat yang benar-benar tidak mampu membuat jamban sehat.

"Tahun 2022 diharapkan seluruh nagari di Kecamatan Sintuak Toboh Gadang warganya sudah bebas dari BABS. Sehingga tahun itu bisa dikatakan sebagai kecamatan sehat, warganya bebas dari BABS," kata Asyari.

Asyari menyebutkan, nagari yang tidak menganggarkan bantuan pembuatan jamban yang diperuntukan bagi keluarga yang tidak mampu, Anggaran Pendapatan Belanja (APB) nagarinya tidak ditandatangani. 

"Tahun ini ada satu nagari yang tidak menggangarkan pembuatan jamban sehat, saya tidak tandatangan sebelum ada perubahan dengan memasukkan pembuatan jamban sehat tersebut. Hal itu bertujuan agar percepatan warga bebas BABS bisa lebih cepat diwujudkan," tutur Asyari.

Asyari juga menceritakan pengalaman ke lapangan yang sering menemukan rumah warga yang tanpa WC. "Kita heran juga, ada yang sanggup beli motor. Terbukti ada motor di rumahnya. Artinya membeli motor mampu, sedangkan membuat WC untuk kesehatan penghuni rumah tersebut tidak sanggup. Ada pula perabot dan lemari di rumah itu harganya lumayan mahal. Maklum terbuat dari kayu jati. Ada pula rumahnya lantai keramik. Tapi tidak memiliki WC," tutur Asyari.

Keseriusan Camat Asyari terhadap bebasnya Sintuak Toboh Gadang dari BABS terbukti sering sekali turun ke lapangan mengajak masyarakat hidup bersih dan sehat. Bahkan kaca mobil Asyari pun pernah dipecahkan saat mengunjungi warganya. Warganya menolak didatangi karena tidak ingin  penyakitnya di urus orang lain. "Beruntung tidak ada korban dalam peristiwa tersebut," tutur Asyari.

Sekretaris Forum Kabupaten Sehat (FKS) Padang Pariaman Armaidi Tanjung selanjutnya memberikan apresiasi terhadap tekad, komitmen dan apa yang sudah dilakukan Camat Sintuak Toboh Gadang tersebut untuk mengujudkan ODF/Stop BABS. Tekad camat tersebut harus didukung semua pihak, baik lintas sektoral, tokoh masyarakat, walinagari, walikorong, pemuda, bundo kandung, kalangan pendidik, pendamping maupun ulama.

"Jika semuanya terus menyuarakan betapa pentingnya setiap rumah memiliki jamban sehat untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Di kalangan guru misalnya, bagaimana muridnya juga ditanya apakah sudah ada jamban sehat di rumahnya, atau tidak. Kalau tidak, si anak juga patut diberikan pemicuan agar menyampaikan kepada orangtuanya betapa pentingnya jamban sehat. Dengan banyaknya informasi betapa pentingnya jamban sehat, maka menjadi gerakan yang harus dilakukan tatkala membangun rumah.  

Lokmin diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama untuk peningkatan kerja mendukung reakreditasi Puskesmas Sintuak dalam rangka pelayanan kesehatan. Penandatangan dimulai dari Camat Sintuak Toboh Gadang Asyari dan diikuti yang lainnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline