Lihat ke Halaman Asli

Adam Afrixal Sinuraya

Seorang Penulis Biasa

Mencari Berkah Corona dekat Ramadhan di Segi Pangan

Diperbarui: 3 April 2020   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AdamAfrixal.com

Menghadapi masa-masa genting melawan virus Corona, kita jangan lupa dan harus mempersiapkan diri menjelang masa puasa. Lonjakan permintaan bahan pangan perlu diperhitungkan dan di antisipasi lebih dini.

Stok beras  gudang Bulog, dan pemeriksaan pasokan bahan pangan harus gencar dilakukan. Harga pangan seperti bawang putih dan gula pasir pasti akan bergejolak. Salah satu antisipasi yang bisa dilakukan adalah mendatangkan pangan impor, hal ini dilakukan agar dapat meredam harga yang bergerak liar.

Pandemi Corona ini akan mempengaruhi pola pembelian bahan pangan. Timbulnya krisis akan memicu panic buying di kalangan masyarakat dan dapat menyebabkan kelangkaan lebih mudah terjadi dan akibatnya akan melambungkan harga.

Dalam pandemi Corona ini gula sudah mulai susah dicari, padahal produksi gula pasir lokal masih tersedia. Salah satu cara untuk menanggulangi kelangkaan yang bisa dilakukan adalah membuat pelaku usaha ritel membatasi pembelian maksimal, seperti 1 pembeli maksimal 10 kg beras, 2 kg gula, 4 liter minyak goreng, dan 2 dus mie instan.

Pembatasan pembelian bertujuan untuk meratakan distribusi dan meredam kenaikan harga kebutuhan. jangan sampai nanti yang antri 20 orang tiba-tiba 1 orang membeli banyak banget kebutuhan, jadi  19 orang lainnya gak dapat. 

Padahal 1 orang ini tidak membutuhkan hari itu atau beberapa hari kedepan. Kita harus menyadari bahwa kita tidak mengalami wabah ini sendirian, banyak orang lain dengan keadaan berbeda yang menghadapi masalah sama dan membutuhkan pasokan pangan untuk hidup.

Untuk menjaga stok kebutuhan kita juga harus memberantas pihak pihak yang merugikan semuaya seperti pasar gelap. Mencari keuntungan diatas penderitaan dan kelangkaan benar benar merupakan sesuatu yang tidak etis untuk dilakukan.

Namun kita manusia memang kadang cenderung irasional. Kadang sudah dijelaskan dengan baik , namun panic buying serta penimbunan tidak dapat di kontrol. Ketidakpastian itu membuat rasa takut dan kuatir berlebih pada hati manusia.

Ada satu ajaran dalam agama saya yang benar benar relevan dengan apa yang terjadi di masa ini:

ilustarsi pribadi

Supply yang ada harus dijamin, dan kita harus mulai melakukan diversifikasi pasokan agar tidak bergantung pada satu negara saja. Ketika China tidak mampu mensupplai bahan pangan atau parts manufaktur kita masih dapat berjalan sendiri. Hal ini akan mendorong Indonesia untuk dapat lebih bisa independen.

Kita harus belajar melihat supply chain atau rantai pasokan dalam negeri, dan melakukan perhitungan sendiri. Kalau sudah direncanakan pasti yang namanya rasa takut itu akan berkurang, dan kita akan lebih mudah juga berbagi kepada sesama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline