Beragam ujian telah melanda negeri kita yang tercinta ini, dimulai dari masalah konflik beragama, perkelahian antar supporter bola, permainan kotor dalam politik , hingga yang terakhir saudara kita di timpa musibah bencana alam di Palu dan Donggala, padahal luka sebelumnya dari Lombok belum sembuh. Dimana saudara saudara kita membutuhkan bantuan, jangan sampai kita memanfaatkan situasi ini untuk membawa agenda kita masing masing lewat konflik konflik yang tidak berguna.
Perpecahan dan konflik yang sederhana sebenarnya bisa ditanggulangi dengan menanamkan setiap inti dan makna dari tiap butir Pancasila dalam kehidupan kita sehari hari. Tak perlu lagi muncul konflik jika mau mengerti dan bertoleransi, hidup dalam keadilan dan keberadaban. Saya yakin banyak masalah yang masih ada di Indonesia ini timbul karena masyarakatnya tidak menanamkan nilai nilainya lagi.
Saya jadi ingat dulu ada sebuah kasus dimana seorang gubernur Sulawesi Barat dan seorang public figure seperti Zaskia Gotik sang duta Pancasila salah membacakan Pancasila. Mungkin saja itu sebuah kekhilafan kecil dan manusiawi, namun ini dapat dinilai sebagai sesuatu yang miris karena kita dididik untuk mencerminkan nilai nilai Pancasila dan mencintai Indonesia. Demi hal ini kita membacakan teks proklamasi UUD 1945, Pancasila, dan lagu Indonesia setiap kali upacara bendera selama kita sekolah.
Mengingat fakta tersebut rasanya semakin miris bukan bahwa kita punya kasus seperti seorang Roy Suryo tidak ingat lagu Indonesia Raya yang tiap senin dinyanyikan bersama. Jika sesuatu yang dilagukan dan dilantunkan pun bisa terlupa bagaimana nasib Sila Pancasila kita.
Kita sebenarnya wajib malu jika kita sebagai warga tidak mampu mencerminkan dan mengingat ideology bangsa kita sendiri. Apa kata negara tetangga dan dunia , ketika melihat berbagai video viral orang orang asli Indonesia dan mengabdi ke bangsa Indonesia namun tidak hafal dan menanamkan sila sila Pancasila pada dirinya.
Jangan mau kalah dong dengan negara lain soal Amerika. Meskipun mereka memiliki beragam masalah, mereka sangat yakin dengan ideology mereka, dan hak hak mereka. Masyarakatnya meski memiliki norma yang berbeda dengan negara kita, sangat sangat bangga akan negara mereka dan memiliki jiwa patriot dan nasionalis yang tinggi.
"Kalau sudah hafal lalu gimana?" Bisakah kita bilang dan berbangga akan diri kita ketika kita dan banyak orang masih tidak mencerminkan nilainya. Kan lebih terkesan munafik lagi, sudah tau nilainya namun dengan sadar dan sengaja korupsi, dengan sadar saling ejek dan intoleran. Menghafalkan saja tidak cukup, kita harus dapat merefleksikan mereka dalam kehidupan kita sehari hari.
Pada saat saat seperti ini dimana Indonesia ditimpa banyak ujian sebenarnya kita harus memaknai Pancasila dengan lebih dalam lagi. Di hari kesaktian Pancasila dan pasca bencana Sulawesi tengah ini, adalah waktu dimana makna Pancasila bersinar paling terang.
Semua orang bahu membahu bergotong royong saling menolong korban bencana.tanpa mempedulikan agama, pilihan politik atau pendukung klub mana. Semua bersatu dalam label "Manusia" dan lebih khususnya "Indonesia".
Saya yakin dengan berpegang teguh pada Pancasila kita bisa lebih mudah berdamai dan mengerti satu sama lain. Sayapun sangat terkesan dengan usaha teman teman di seluruh Indonesia yang mau berurun tangan dan membantu saudara saudara kita yang ada di Palu dan Donggala.
Saya melihat sendiri teman teman saya di Balikpapan mau berpanas panasan selama dua hari berturut turut berjalan kaki mendatangi orang di lapangan untuk menggalang dana demi saudara kita disana. Dan saya lebih takjub lagi dengan jumlah yang berhasil dikumpulkan dalam waktu 2 hari saja mampu mencapai 125 juta rupiah