Di tengah gemuruh kota Yogyakarta yang padat, tersembunyi di dalam sebuah gang yang kecil, tepatnya di daerah Sapen, terdapat sebuah warung kuliner yang menjadi tempat favorit bagi banyak mahasiswa dan warga sekitar. Warung ini dikenal dengan nama Warung Bu Satri, yang tidak hanya menawarkan makanan lezat namun juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar. Berdiri sejak tahun 2010, Warung Bu Satri menyuguhkan prasmanan dengan konsep nasi lauk ambil sendiri, di mana pengunjung dapat menikmati pilihan menu yang beragam dengan harga yang ramah di kantong.
Lokasi dan Konsep Kuliner
Warung Bu Satri terletak strategis di pemukiman padat di Sapen, yang dekat dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta. Meskipun tersembunyi di dalam gang kecil, warung ini memiliki daya tarik sendiri dengan tampilan sederhana namun bersahaja. Pengunjung dapat memilih untuk duduk di kursi atau lesehan, menyesuaikan dengan preferensi mereka. Salah satu hal yang membuat Warung Bu Satri diminati adalah suasana yang hangat dan ramah, cocok untuk berbagai kalangan seperti mahasiswa yang mencari tempat makan dengan harga terjangkau.
Menu dan Kualitas Masakan
Salah satu daya tarik utama Warung Bu Satri adalah variasi menu masakannya yang selalu berubah. Bu Satri, pemilik warung, menjelaskan bahwa meskipun ada menu khusus yang tetap seperti oseng usus dan oseng kikil, namun menu sayuran seringkali diganti-ganti sesuai dengan ketersediaan bahan dan musim. Pengunjung dapat menemukan oseng sawi, kangkung, atau jipang, serta kadang-kadang pepaya, yang semuanya disajikan dengan cita rasa yang autentik dan lezat. "untuk menunya sendiri selang-seling di ganti-ganti, yang menu khusus tetap itu biasanya oseng usus sama oseng kikil, tapi kalo yang untuk sayuran itu ganti-ganti, kadang oseng sawi kadang kangkung atau jipang, kadang juga pepaya, gonta-ganti lah" ucap Bu Satri saat di wawancara.
Kisaran Harga
Harga menu di Warung Bu Satri merupakan salah satu daya tarik utama yang membuat warung ini diminati oleh banyak kalangan, terutama mahasiswa dan warga sekitar yang mengutamakan nilai ekonomis dalam memilih tempat makan. Bu Satri, pemilik warung, menjaga agar harga-harga yang ditawarkan tetap terjangkau, sesuai dengan kantong mahasiswa dan masyarakat pada umumnya di daerah tersebut. "Untuk menu paling murah disini ada nasi sayur, kita lihat juga kalau cewek itu kan makan nya sedikit jadi ya agak murah, kalau cowok kan porsi nya agak lumayan ya, jadi kita bedain ada selisih lah dikit".
Pengelolaan Warung dan Keberlanjutan Usaha
Dibalik kesederhanaan menu dan tampilan warung, terdapat kerja keras dari Bu Satri dan keluarganya. Bu Satri mengaku bahwa ia sendiri yang memasak semua menu yang disajikan di warung setiap hari, dengan bantuan sesekali dari anak-anaknya. Warung dibuka setiap hari mulai dari jam 7 pagi hingga setelah Maghrib, melayani tidak hanya mahasiswa tetapi juga warga sekitar dan pekerja di belakang rumah yang sering meminta antaran makanan. "Kadang pegawai di belakang rumah juga suka minta tolong anterin makanan nya". Pendekatan personal ini tidak hanya menciptakan rasa kekeluargaan, tetapi juga meningkatkan kepuasan pelanggan.