Lihat ke Halaman Asli

Erupsi Merapi yang Mengancam Masyarakat, Mahasiswa UNDIP Mengenalkan Kebijakan Paseso dan Mitigasi Bencana

Diperbarui: 27 Juli 2021   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Jumat (23/7) mahasiswa KKN Undip Tim 2 Periode 2021 telah melaksanakan program ke-2 di Dusun Ponggol, Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Program yang dilakukan mengenai "Kebijakan Paseduluran Deso (Paseso) dan Mitigasi Bencana Gunung Merapi". Program ini memiliki ketertarikan bagi masyarakat Dusun Ponggol karena dampak erupsi Gunung Merapi sampai dengan dusun tersebut. Hal tersebut menjadikan masyarakat antusias akan pengenalan kebijakan ini.

Kebijakan Paseduluran Deso (Paseso) merupakan sebuah inovasi kebijakan yang mendapatkan penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Dengan penghargaan tersebut, memiliki arti bahwa kebijakan Paseso ini memiliki kebaruan dan kebermanfaatan lebih bagi masyarakat. 

Paseso ini merupakan manajemen bencana dalam hal mitigasi untuk tempat pengungsian bagi wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang nantinya akan bekerjasama atau sister village dengan desa yang lebih aman dari erupsi Gunung Merapi. Desa Tamanagung merupakan desa tujuan pengungsian bagi desa wilayah KRB, yaitu Desa Ngargomulyo.

Selain itu, dalam menghadapi dan melaksanakan kebijakan Paseso, masyarakat harus dibekali dengan mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi. Inilah peran mahasiswa KKN Undip dalam memberikan edukasi serta pengenalan kebijakan yang dibarengi dengan mitigasi bencana. Pengenalan dan pengedukasian dilakukan secara daring (online) kepada masyarakat Dusun Ponggol khususnya warga RT 03. Dalam penyampaian, masyarakat dan mahasiswa melakukan tanya jawab, sehingga ada interaksi dua arah.

Masyarakat berharap agar sosialisasi dan pengedukasian ini dilakukan secara langsung atau tatap muka, akan tetapi karena kondisi dan situasi pandemi yang sangat berbahaya dan mudah tertular Covid-19, sehingga sosialisasi dilakukan secara daring. Namun, luaran program dalam bentuk poster tetap dilakukan dengan menempelkan pada tempat-tempat yang sering dilakukan aktivitas warga. 

Adam Nurfaizi Rosyan/Undip

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline