Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Komikus Menghasilkan Uang

Diperbarui: 24 Agustus 2016   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto diambil dari webtoon si Kuprit karya Wahyu Liz Adaideaja

Jaman dulu, komikus seperti Tatang Suhenra, dapet duitnya ya dari jualan komik cetak. Jaman sekarang? iya sama juga demikian, jualan komik, tapi sekarang ada versi cetak, versi digital juga.

Adanya tehnologi internet melahirkan banyak komikus-komikus digital, anak-anak muda berbakat, dan secara ekonomi, ada percepatan yang signifikan.

Ambil contoh webtoon, wadah para komikus yang mau menyalurkan bakatnya. Apabila komiknya mendapatkan banyak penggemar, maka si komikus akan mendapatkan tawaran kontrak untuk bikin komik secara berkala di applikasi milik LINE Corporation itu.

Belum lagi Webtoon Rising Star, menawarkan hadiah 5 juta untuk komikus yang karyanya terpilih favorit tiap bulannya.

Komikus juga bisa mendapatkan uang atau monetizeapabila mendapatkan tawaran endorsement iklan, misalnya di media Instagram. Untuk komikus manual, sering juga mendapatkan uang dari kontrak penerbit.

Saya sendiri hobi membuat gambar bercerita sejak SD. Namun hobi yang satu itu kurang terasah, karena dari pihak orangtua sendiri lebih mengarahkan sisi akademis yang pasti-pasti.

Baru kemudian akhir-akhir ini hobi itu mulai saya arahkan sendiri, mencari cara. Sampai kemudian muncul karakter si Kuprit: Penderita Humor Ganas.

Kemudian bagaimana kunci sukses komikus itu?

Tentu satu hal yang pasti adalah Persona Karakternya.

Kemampuan menciptakan karakter beserta sifat dan penempatannya dalam plot cerita menjadi hal yang penting dalam membuat komik. Lucu bukan sekedar Lucu, namun menancap ke hati pembacanya, tentu akan lebih diingat dan dikenang. Kemampuan seperti ini tentu selain bakat alamiah juga jam terbang dan skill yang terus menerus diasah.

Beberapa waktu lalu saya juga menyaksikan tayangan wawancara komikus Re:ON, dimana tadinya banyak orang ikut garap, lama-lama terseleksi dikarenakan hasil berupa uang itu tak kunjung datang. Namun yang terus konsisten pada akhirnya mendapatkan bayaran setimpal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline