Lihat ke Halaman Asli

Udara Kosong

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

siapa yang melolong-lolong
memekikkan kepedihan ke udara kosong
siapa pun jadi terlongong-longong
tahu harapannya melompong

(apabila menjawab segan
sebaiknya jangan)

karena dia tahu hanya tak paham
kenapa dadanya berdentam-dentam
dan tangisnya tak pernah redam
sekalipun pelipur hati membelam

yang dibutuhkan sedikit kasih sayang
setelah sekian lama terlunta-lunta terbuang
yang dimintanya bukanlah cinta membara
sedikit pelebur kejenuhan yang mendera

haruskah prahara pilunyanya sesedih itu
karena satu-satu hati yang dimilikinya
telah dia berikan hanya untukmu
jika kau tak sudi menyingkir saja darinya

biarkan lolongannya merobek tabir malam
biarkan ia sendirian menerobos kelam
telah lama ia pendam dendamnya
terdiam dalam kerinduan yang sia-sia

siapa yang akan menolong
dalam penderitaanya terus memberondong
siapa yang tak terbengong-bengong
kesusahan begitu gencar menodong

bekasi 28 desember 2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline