Lihat ke Halaman Asli

Dafa Alhafidz

Hamba Tuhan!

Kebahagiaan Sejati

Diperbarui: 15 Juni 2022   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bumi merupakan planet ketiga dari Matahari dan satu-satunya objek astronomi yang diketahui memiliki kehidupan. Ditahun 2022 ini terdapat 7,9 miliar penduduk dunia dari berbagai negara. Namun, misteri yang selalu membayangi manusia bumi yakni kebahagiaan. Mari kita bahas.

Kebahagiaan, memiliki akar kata Bahagia yang disisipkan imbuhan ke-an. Bahagia sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia yakni keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yg menyusahkan). Manusia dengan sifat dinamis nya pasti mengingkan kebahagiaan, merujuk pada pernyataan di atas bahwa bahagia adalah dimana jiwa manusia merasakan kesenangan, bukan hanya kesenangan saja. Akan tetapi, ketenangan didalamnya. Lalu apa itu Kebahagiaan ? .

Seperti yang sudah disinggung di atas. Bahwa, kebahagiaan adalah kata bahagia yang disisipkan imbuhan ke-an. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa Kebahagiaan yakni kesenangan dan ketenangan hidup (lahir batin).

Permasalahannya, apakah manusia di muka bumi ini mengalaminya ?. Ada, mungkin tidak semua.

Aristoteles berpendapat bahwa kebahagiaan ialah tujuan hidup. Namun, dengan sifat ke riweuh annya, manusia tersendat mencapai kebahagiaan. entah faktor internal ataupun eksternal

Layaknya film romance yang suka ditonton tatkala duka, kita pun ingin. Layaknya penemu facebook meraup kekayaan, kita pun ingin. Layaknya profesi berseragam keren kita pun ingin. Layaknya Kisah Cinta Qais & Layla, atau B.J Habibie & Ainun, kita pun ingin.

Lalu, dimana ujung kebahagiaan itu ?

Padahal, perhatian yang kau dapatkan tanpa dipinta. juga senyuman manis dengan corak baju yang berwibawa. Bahkan, tanda centang biru yang meresahkan rasa ---- yang dengan sekian detik membuat kita merana.

Mark Manson dawuh dalam bukunya  Evertyhing is fu*ked :

Kebahagiaan Sejati bersifat repetitif, bisa diprediksi, dan terkadang membosankan.

Kebahagiaan palsu, memberikan imbalan yang senantiasa kurang : meminta energi yg dosisnya terus-menerus membesar untuk meraih kegembiraan dan makna yang segitu-gitu saja

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline