Indonesia dengan beragam kebudayaan di dalamnya, beragam suku bangsa, beragam keragaman menjadi negara yang memiliki potensi lebih sejahtera di banding negara lainnya. Bahkan, kita tahu bahwa dahulu para penjajah menginginkan Sumber daya alam yang kita punya untuk dijadikan bahan pangan maupun pokok.
Namun, seiring berkembangnya peradaban, Indonesia kini bisa bekerja sama dengan pihak negara lain untuk sama sama menjalin hubungan yang menguntungkan atau dalam dunia biologi lebih dikenal dengan istilah simbiosis mutualisme.
Lalu kita bertanya, padahal olah saja sendiri bahan-bahan yang ada tanpa meminta bantuan negara lain, dengan begitu kita bisa menghasilkan income untuk negara jadi lebih besar dan menjadi modal disebut sebagai negara maju. Mari kita bahas.
Dalam perkembangannya, kita bisa mencontoh Jepang yang mempunyai pengaruh dalam kerjasama di dunia pekerjaan. Bahkan, tidak sedikit perusahaan-perusahaan Jepang yang berdiri di Indonesia. Jepang merupakan salah satu negara Timur yang mempunyai keyakinan akan pentingnya pendidikan selain karena adanya kesadaran dalam diri pemimpin dan rakyatnya juga akibat lahirnya pemikiran dari para tokoh saat itu.
Pada umumnya mereka berpendapat bahwa kunci kemajuan suatu bangsa terletak pada pendidikan (Adriani, 2010). Bahkan ada kejadian yang menarik jika kita tela’ah akan negara Jepang ini.
Disaat peristiwa pengeboman dua kota besar yakni Hiroshima dan Nagasaki yang meluluh lantahkan sebagian rakyat Jepang kala itu, pemerintah tidak memperdulikan apapun, yang mereka perdulikan adalah apakah tenaga pengajar masih tersisa. Itu membuktikan bahwa di Jepang sangat mengedepankan pendidikan untuk mencapai kemajuan bangsanya. Lalu, apa kaitannya dengan kemajuan bangsa Indonesia.
Padahal, kita pun memiliki akses pendidikan yang memadai dan berpotensi mampu bersaing di era global. Namun, mari kita tela’ah lebih dalam akan permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia.
Dalam pendidikan tentunya tiga aras harus saling berkaitan dan menemukan hubungan personalnya masing-masing, aras itu meliputi input, proses sampai output. Input memengaruhi keberlanjutan dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran memengaruhi hasil output. Selanjutnya output berlanjut ke input dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau mulai masuk dunia kerja di mana teori mulai di praktekkan.
Namun ada kasus umum, yang terjadi pada aras input yaitu penerimaan siswa baru di sekolah. Sekolah sebagai institusi pendidikan seharusnya berfokus pada peningkatan kualitas peserta didik, bukan mengejar laba. Tidak dapat kita pungkiri bahwa pendidikan di Indonesia sudah menjadi hal yang prestisius bagi beberapa kalangan.
Berapa besarnya biaya pendidikan yang dibebankan pihak sekolah, atas nama gengsi dan harapan yang besar akan gelar kesarjanaan yang dapat meroketkan martabat keluarga, akan dikeluarkan.