Lihat ke Halaman Asli

Michael Aditya

Healer, Hypnotherapist, Neo NLP Practitioner, IT People

Dahaga dan Lapar Jiwa

Diperbarui: 5 Maret 2020   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay

Pagi ini saya terbangun jam 4 pagi karena alarm di HP, setelah saya matikan saya baru teringat kalau sebelumnya saya sudah bangun sekitar jam 2 malam karena haus, setelah minum air saya tidur lagi, jadi bangun jam 4 ini tenggorokan terasa kering lagi....

Setelah minum beberapa gelas air saya bergegas mandi, karena ingat hari ini ke Gereja dan ada Perjamuan Kudus.

Pernahkah anda merasakan haus yang tidak pernah teredakan? Pasti firasat anda adalah "kok haus terus ya? Paling mau panas dalam ini" atau kecurigaan - kecurigaan kita lainnya.

Baik kita kembali kepada cerita ini.... Setelah melakukan persiapan untuk ke Gereja, saya dan istri berangkat ke Greja Kristen Jawi Wetan Pasamuan Wonoasri Kediri, jarak nya sekitar 200 meter dari rumah mertua, tempat kami menginap di akhir pekan itu.

Sesampainya di parkiran Gereja, yang semula nggak terasa apa-apa, sekarang menjadi haus, saya berusaha mencari air atau permen untuk menghilangkan rasa dahaga ini, tapi tidak dijumpai satupun dari yang dicari itu. Ya sudah, nanti saja, gumam saya dalam hati.

Di dalam Gereja yang semula haus sekarang berubah menkadi tenggorokan kering dan cenderung gatal, kemudian perut tiba-tiba terasa lapar dan muncul tanda-tanda lapar (perut keroncongan). Sudahlah, tahan sebentar nanti juga hilang.....

Bukannya hilang akan tetapi malah semakin menjadi, saya coba alihkan dalam keadaan hening, DEC dan berdoa bahwa yang saya rasakan adalah lapar fisik saja. Ternyata tak kunjung reda juga. 

Hingga kebaktian dimulai sampai pada mulai Perjamuan Kudus, rasa itu tadi semakin meningkat, sampai pada pembagian roti sebagai simbol dari tubuh Kristus, dan Pak Pendeta mengijinkan Umatnya untuk mulai memakan roti tersebut dan apa yang saya rasakan?

Sebuah kelegaan yang luar biasa, ketika mulut menerima roti, ada rasa merinding yang menyebar dari mulut dan meliputi kepala kemudian menyebar ke seluruh tubuh.....dan rasa lapar itu hilang, rasa haus juga berangsur sirna......

Tak lama kemudian gelas-gelas kecil berisi minuman anggur dibagikan kepada seluruh Umat GKJW, yang kemudian Pak Pendeta mengijinkan untuk meminumnya....... dan seketika rasa kering di tenggorokan, rasa haus dan lapar yang menjadi-jadi itu hilang semua, berganti dengan rasa lega, rasa bersyukur yang luar biasa, baru kali ini saya merasakan rasa seperti ini, benar-benar berbeda dari rasa Perjamuan Kudus yang biasanya.....saya hanya bisa berkata "Kali ini rasanya beda..."

Mungkin inilah yang dinamakan pertemuan antara pencipta dan ciptaan-Nya yang benar-benar terasa. Saya merasakan saya menjadi satu tubuh dengan Tuhan, darahnya mengalir di dalam darah saya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline