Dari bangun pagi sampai mata terpejam mungkin masyarakat tidak bisa lepas dari Palm Oil atau kelapa sawit. Berbagai macam produk yang dikonsumsi oleh masyarakat menggunakan kelapa sawit sebagai salah satu bahannya, mulai dari sereal, skin care, selai kacang, coklat, biskuit dan kebutuhan mandi.
Tetapi sangat disayangkan ketika permintaan besar pada kelapa sawit aja dijadikan sebuah objek yang menguntukan pihak tertentu tanpa berpikir bagaimana dampak dan kerugian akibat terlalu rakus membabat hutan dan menggantikannya dengan kelapa sawit.
Kekhawatiran akan bencana alam kebakaran hulan dan lahanpun terjadi lebih dari 30.000 masyarakat merasakan dampak buruk dari asap akibat kebakaran tersebut. Memang Kelapa Sawit banyak manfaatnya untuk melengkapi kehidupan produk yang dikonsumsi masyarakat tetapi penanamannya yang brtual yang membuat warga di sekitar lokasi penanaman kelapa sawit banyak yang sengsara.
Ketika ada tayangan orang utan yang memberikan pesan kepada anak melalui video call bersedih kettika mengetahui bahwa makanan yang dikonsumsi sehari-hari membuat tempat tinggalnya rusak bahkan bukan hanya hewan yang merasakan kerusakan tersebut tapi manusia juga menjadi kesulitan bernafas karena udara tidak bersiih sampai berbahaya dan menyerang bayi, balita, anak-anak hingga orang dewasa.
Bagaimana Upaya Pemerintah Menanggulangi Kebakaran Hutan dan Lahan
Bukan sehari dua hari bahkan sampai hitungan bulan kebakaran justru kian meluas hingga asap sampai dieskspor ke negara tetangga, Malaysia. Seruan datang dari berbagai pihak agar pemerintah turun tangan dengan cepat menanggulangi masalah ini yang sudah sering terjadi bahkan setiap tahunnya, apakah pemerintah tidak belajar dari kejadian sebeumnya?
Seharunya Pemerintah daerah yang bekerja turun tangan, mengambil sikap, tegas akan pelaku pembakaran agar kejadian tersebut tidak terulang tetapi bahkan sekarang lebih parang sampai banyak warga yang mengeluhkan sesak nafas dan tidak berani untuk keluar rumah, sampai di kamar pun dikepung asap tidak tahu akan bermalam dimana?.
Bisa dilihat dilaman instagram resmi Presiden Jokowi yang juga menyayangkan hal ini terjadi karena kurang efisien dan efektif serta bekerja tidak maksimal seperti, Gubernur yang memiliki perangkat-[erangkat sampai ke bawah : Bupati, Wali Kota, Camat, Kepala Desa. Pangdam, Kapolda dinilai kurang bekerjasama secara efektif, inisiatif yang tidak maksimal, sehingga perangkat-perang ini tidak diaktifkan secara baik.
Padahal Bapak Presiden ingatkan berkali-kali," pencegahan kebakaran lahan dan hutan mutlak harus dilakukan". Lantas setibanya di Pekanbaru, dalam rapat terbatas bersama jajaran terkait meminta BNPB melakukan proses hujan buatan dengan ckupan yang lebih luas lagi sambil menambah jumlah personil pasukan maupun petugas pemadam kebakaran.
Kampanye Sawit Baik
Kalau melihat hari senin 16 September diadakan sebuah temu netizen untuk menyeuarakan manfaat kelapa sawit, ya seperti pembuka di awal memang manfaatnya banyak untuk kebutuhan, tetapi penanaman masif, serakah dan dampak buruk yang bertahun-tahun dirasakan masyarakat itu yang sayang disayangkan. Apalagi momentum kampanye mengenai Sawit Baik ini terjadi ketika adanya kebakaran hutan yang belum kunjung usai dan banyak memakan korban karena dampak buruk asap dan membuat warga sulit bernafas, sulit melihat hingga sakit.