Desain akustik ruang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan performa ruangan. Bangunan seperti auditorium, hall, lobby, restoran, tempat ibadah, dan sejenisnya memerlukan perlakuan akustik khusus agar kenyamanan suara di dalam ruangan bisa tercapai.
Kenyamanan suara pada ruangan dapat tercapai apabila ruangan telah memenuhi standar kriteria akustik sesuai fungsi ruangan. Berikut 6 tahapan desain akustik ruang secara umum yang dilakukan oleh para konsultan akustik. Yuk simak!
1. Tentukan target akustik ruang sesuai dengan fungsi ruang.
Hal pertama yang perlu dilakukan untuk mendesain akustik ruang adalah menentukan target akustik ruang yang sesuai dengan fungsi ruang tersebut dengan acuan referensi atau standar akustik yang ada. Misalnya untuk auditorium dengan luasan sekian pasti berbeda dengan standar akustik untuk rumah ibadah.
Target akustik ruangan bisa ditentukan dari nilai waktu dengung, nilai STC atau seberapa kejelasan suara ucap yang diharapkan, serta indeks bauran suara music (jika diperlukan). Nilai-nilai tersebut telah diatur dalam beberapa standar akustik nasional dan internasional. Di bawah ini merupakan salah satu contoh tabelnya.
2. Tentukan kemungkinan cacat akustik yang mungkin terjadi.
Sebagai seorang konsultan akustik sebaiknya bisa memprediksikan cacat akustik yang akan terjadi pada suatu ruangan, termasuk saat mendesain akustik ruangan. Cacat akustik yang dimaksud bisa berupa suara yang menggema, suara mendengung atau menggaung, kebocoran suara, juga getaran suara yang berlebihan akibat instrumen yang ada di dalam bangunan.
Apabila cacat akustik terjadi, tentunya kenyaman suara tidak akan tercapai. Sehingga penghuni ruangan merasa tidak nyaman, bahkan kemungkinan buruknya ketidaknyamanan suara ini juga dirasakan orang yang berada di luar ruangan tersebut akibat kebocoran suara yang terjadi.
Cacat akustik dapat diantisipasi dengan cara simulasi akustik dan pengukuran. Perangkat lunak yang umum digunakan sebagai alat simulasi akustik adalah i-Simpa. Selain gratis, cara penggunaannya juga tidak terlalu rumit, sehingga mudah dipahami oleh pengguna awal seperti mahasiswa maupun level tinggi seperti peneliti maupun konsultan akustik. Sedangkan alat pengukuran juga bermacam-macam, alat yang sering digunakan adalah sound level meter.
3. Tentukan kondisi akustik ruang eksisting.
Seperti yang telah dijelaskan pada poin 2, kita perlu mengetahui kondisi akustik ruang eksisting untuk mengetahui apakah ada kecacatan akustik pada ruangan atau tidak. Kalau pun ada, maka konsultan akustik bisa memprediksikan solusi permasalahan akustik ruang tersebut. Misalnya dengan perlakuan akustik seperti menambah bahan peredam suara pada sisi tertentu. Penentuan kondisi akustik ruang eksisting bisa dengan cara pengukuran akustik maupun simulasi dari desain ruangan yang sudah ada.
4. Desain parameter akustik ruang sesuai target dan batasan lain.
Pada tahap pertama, kita sudah menentukan target akustik ruang. Dengan mengatahui kondisi eksisting ruang, maka tahap selanjutnya sudah bisa dimulai mendesain akustik ruang berdasarkan parameter akustik yang sudah ada sesuai standar. Kemudian, barulah dilakukan simulasi sesuai solusi desain yang sudah ditentukan.
Simulasi dilakukan melalui beberapa iterasi sehingga didapatkan nilai atau solusi yang paling mendekati atau bahkan sama dengan standar. Berikut beberapa referensi parameter desain akustik yang ada. Simulasi bisa dengan menggunakan perangkat lunak i-Simpa.
5. Implementasi desain.
Apabila nilai simulasi sudah dirasa cukup untuk memenuhi solusi permasalahan ruangan. Tahap selanjutnya adalah dengan mengimplementasikan desain perlakuan akustik seperti penambahan peredam suara pada beberapa sisi ruangan seperti pada gambar di bawah ini.
6. Evaluasi desain terpasang.
Tahap terakhir adalah dengan mengevaluasi desain terpasang pada ruangan. Apakah hasilnya sesuai dengan prediksi simulasi atau tidak. Evaluasi dilakukan dengan pengukuran akustik di ruangan.
Apabila sudah sesuai maka selesailah tugas konsultan akustik. Namun, apabila terjadi perbedaan nilai yang cukup jauh dengan hasil simulasi, maka perlu ditinjau ulang langkah perlakuan akustik seperti apa yang harus dilakukan untuk mencapai parameter akustik yang telah ditargetkan.
Nah, begitulah 6 tahapan desain akustik ruang secara umum. Semoga bermanfaat dan salam akustik!