Indonesia merupakan Negara yang penuh dinamika dan akar sejarah yang penjang, bahkan di tengah gempuran arus pencaturan perpolitikan lintas Negara masih kokoh dan tak tergoyahkan, dengan memegang teguh ajaran luhur Pancasila bait ketiga "Persatuan Indonesia".
72 tahun merdeka per-17 Agustus nanti, masyarakat Indonesia harus bersyukur terhadap para pahlawan bangsa yang dengan keterbatasan dalam segala aspek tidak mengurangi semangat patriotiknya untuk terus merebut tanah air dari cukong-cukong kolonial yang acap kali berperilaku tidak manusiawi terhadap masyarakat pribumi saat itu.
Namun semangat heroik bak founding father dan tokoh reformis bangsa Indonesia bagi generasi millenial saat ini perlu dipertanyakan. Hal ini bukan karena sebuah asumsi tabu, melainkan melihat dari action yang dilakukan hanya mengedepankan hedonisme karena sudah terkontaminasi virus K-Pop dan westernisasi yang menurut hemat penulis kedodoran. Apakah ini warning dan tanda akan pudarnya nilai-nilai patriotisme bagi generasi millenial saat ini ? jika ia, apa yang harus kita lakukan ?
Patriotisme Dalam Konteks Kontemporer
Begitu sederhananya interpretasi patriotisme jika menonton film bergenre action "Dunkirk" yang salah satu pemainnya adalah Harry Styles vokalis One-Direction. Mengapa tidak, pertama kali kita menonton film ini langsung disusuguhkan dengan sebuah nasib ratusan ribu prajurit Inggris dan Prancis diujung tanduk dengan pilihan bergerak atau mati, dua pilihan yang sangat sulit di tengah kondisi terkepung, bahkan seolah tidak ada harapan untuk hidup. Namun itu semua bisa diatasi dengan sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan Negara sehingga bisa lolos dari gempuran rudal yang mematikan.
Sebuah new knowledge bagi kita dari film bergenre action ini, bahwa tindakan patriotisme tidak seberat dalam benak kita, akan tetapi bagaimana kita bisa bersikap menjadi seseorang yang sudi mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya dan berani bersuara dalam tindakan "kulil haqqo walaukana murron" itulah manifestasi hakiki dari patriotisme dalam konteks kekinian.
Pengimplementasian Nilai Patriotisme Dalam Kehidupan Berbhineka
Semboyan "Bhineka Tunggal Ika" secara leksikal sudah tertanam dengan baik dalam diri kita, namun belum tentu dalam konteks subtansi seutuhnya kita bisa menerapkan dengan baik dan benar dalam kehidupan keseharian, dengan melihat banyaknya fenomena disintegrasi dan merebaknya poksi-poksi yang tidak sedikit membuat gaduh nasional sehingga mengganggu kekondusifan dalam berbangsa dan bernegara.
Oleh sebab itu, izinkan penulis memberikan sedikit formula untuk mengurai masalah ini dengan cara (1) menggalakkan tenggang rasa, (2) menjunjung nilai toleransi sebagaimana dicontohkan oleh para kaum muslimin terhadap kaum nasionalis dan non-muslim dengan menurunkan ego masing-masing dalam rumusan pancasila sebagai dasar Negara, dan (3) indonesia adalah satu, jadi tidak ada yang one men one show, sedikit menelik falsafah Bung Karno "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri", mari bersatu dan sinergi jaga NKRI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H