Bicara Prestasi, setidaknya ada sederet nama kepala daerah di Indonesia yang ramai diperbincangkan di laman media sosial maupun diskursus nyata publik.
Semisal, wali kota Surabaya(Rismawati), populer dengan gebrakan yang inovatif dan tegas dalam memimpin kota pahlawan. Risma meluncurkan beberapa program inovatif dari hal birokrasi hingga pemberdayaan pemuda melalui dunia usaha, dan lain sebagainya.
Risma mendulang pelbagai medali atas prestasinya memimpin kota Surabaya. Selain Risma ada juga wali kota Makassar, Dani Pomanto.
Prestasi Dani pomanto bukan karena hasil lobi dan negosiasi, akan tetapi karena kerja nyata yang berdampak pada masyarakat. Ada Ganjar Pranowo sekelas gubernur, dan juga sederet nama kepala daerah lainnya.
Nah, ketika kita masuk pada diskusi terkait prestasi kepala daerah dan wakil kepala daerah kabupaten Manggarai Barat, terlintas dalam pikiran, apa sih prestasinya? Gusti-Maria hampir menyelesaikan masa kepemimpinannya, akan tetapi saya belum pernah mendengar kerja prestasi dari mereka.
Sejak tahun 2015, Gusti Dula dan Maria Geong memimpin Manggarai Barat, tidak ada satu pun inovasi yang menurut saya merupakan "prestasi" . Semua biasa biasa saja.
Ada pun hasil kerja dari kepala daerah dan wakil kepala daerah di kota pariwisata ini, hemat saya itu hanya program biasa yang tak lazim dilakukan oleh kepala daerah lain. Misalnya pengadaan infrastruktur jalan, pelayanan kerja di instansi, dan selalu berbicara tentang pariwisata.
Patut diapresiasi, akan tetapi hari ini, masyarakat Indonesia pada umumnya dan Manggarai Barat pada khususnya membutuhkan kerja produktif dari kepala daerah dan wakil kepala daerah. Apa yang dibutuhkan?
Hal hal yang dibutuhkan oleh rakyat adalah bagaimana kepala daerah melakukan gebrakan melalui inovasi dan produktivitas kerja yang dapat mengatasi kompleksitas permasalahan di daerah.
Pertama, soal pengangguran. Jumlah pengangguran di kabupaten Manggarai Barat semakin meningkat. Hal itu disebabkan karena produktivitas kesarjanaan yang tinggi dan jumlah lapangan kerja yang rendah. Pertanyaannya, Adakah program dari kepala daerah di bawah kepemimpinan Gusti- Maria untuk mereduksi problem seperti itu? Tentu tidak. Jika ada, apa programnya?