[caption id="attachment_334472" align="aligncenter" width="300" caption="Bunga matahari kami mulai membuka mata...(dok. pribadi)"][/caption]
Saya suka tanam-menanam, terutama menanam tanaman yang mengeluarkan bunga-bunga indah dan cantik. Sudah beberapa macam tanaman berbunga saya tanam sendiri, mulai menyemainya dari benih/biji hingga merawatnya sampai berbunga sempurna. Salah satu tanaman berbunga yang pernah menghiasi teras tempat tinggal kami adalah bunga matahari. Ya, bunga matahari itu tumbuh sempurna. Meski kami ini tak punya lahan tanam yang memadai, hanya mengandalkan teras yang ada, namun saya bisa menciptakan suasana indah di depan pintu rumah kami, dengan menanam bunga matahari di dalam pot.
Melihat sifat bunga matahari yang membutuhkan lahan tanam memadai, dengan pencahayaan sinar matahari langsung setiap harinya, rasanya mustahil bukan... untuk menanamnya? Saya pun pernah berpikir begitu, rasanya akan menjadi sulit sekali untuk menumbuhkan bunga matahari di dalam pot tanpa pencahayaan sinar matahari langsung yang cukup. Tinggi bunga matahari bisa mencapai 100 cm sampai 165 cm, dan membutuhkan sinar matahari langsung paling tidak pagi hari hingga tengah hari. Ditambah dengan daun-daunnya yang lebar, maka dibutuhkan tempat/lahan luas bagi pertumbuhannya.
Masalah yang saya hadapi hanya satu, tidak punya cukup lahan untuk menumbuhkannya. Tinggal di rumah susun, atau bahasa kerennya apartemen/flat, atau apa pun itu dalam penyebutannya, buat saya pengertiannya tetap sama, kami tinggal di rumah susun. Tinggal di tempat seperti ini untuk saya yang suka bunga-bunga, tentu akan menimbulkan masalah baru. Di manakah saya akan menanam bunga-bunga saya? Di manakah saya akan meletakkan bunga-bunga saya? Di manakah saya akan akan menumbuhkan tanaman-tanaman yang saya semai sejak biji? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu ada dalam otak saya setiap waktu karena tak punya lahan tanam. Satu-satunya jalan hanyalah menanam dengan media pot. Masalahnya, tanaman berbunga itu tak selalu kecil dan pendek, banyak tanaman berbunga yang tumbuh menjulang tinggi dan butuh tempat luas, contohnya ya ini, bunga matahari.
[caption id="attachment_334471" align="aligncenter" width="300" caption="Sebelum mekar sempurna (dok. pribadi)"]
[/caption]
Ada dua jenis bunga matahari yang pernah saya tanam, satu berjenis kerdil, atau yang disebut dengan nama Dwarf Sunflower, atau populer dengan nama teddy bear. Untuk menanam jenis ini, tak ada masalah karena dengan tinggi yang hanya mencapai 30 cm-45 cm bisa ditumbuhkan dengan pot kecil saja, dan bisa menghiasi pagar pembatas yang ada di depan pintu tempat tinggal kami demi mendapatkan sinar matahari secara langsung. Bunga matahari jenis lain yang saya tanam, adalah jenis tinggi, tingginya bisa di atas 100 cm lebih. Wow... tinggi sekali kan... jenis ini tingginya bisa mencapai 165 cm pertanaman. Bagaimana saya menanam bunga matahari dengan ketinggian batang yang hampir menyamai saya, bisakah ditumbuhkan di dalam pot saja? Tentu saja bisa dengan perawatan agak ekstra.
[caption id="attachment_334470" align="aligncenter" width="300" caption="Meski ditanam dimedia pot, tapi sempurna kan pertumbuhan bunga matahari saya ini (dok. pribadi)"]
[/caption]
Untuk mendapatkan biji bunga matahari, mula-mula belilah saya biji-biji bunga matahari itu. Seperti biasa, biji itu per bungkus berisi 10 biji saja dengan harga $S1,65 di salah satu supermarket, atau bisa juga membelinya di toko penjual tanaman dan biji (kalau ada biji bunga mataharinya). Pot kecil disiapkan untuk menyemainya. Pot kecil seperti ini harganya hanya sekitar $S2 saja di toko penjual tanaman. Satu lagi, membeli tanah adalah satu syarat mutlak untuk bercocok tanam di Singapura.
Tanah favorit saya ialah tanah berkompos (potting soil), dengan warnanya yang hitam legam, tanah yang biasa dibeli ini kata penjualnya tanah impor dari Jerman. Maka bersyukurlah kawan sekalian yang memiliki lahan tanam, tak perlu susah-susah untuk membeli tanah untuk kegiatan bercocok tanam di rumah. Tak kalah penting pupuk kandang/pupuk dari kotoran hewan harus disiapkan. Bila semua sudah siap maka kegiatan penyemaian bisa dilakukan sesegera mungkin. Nah kalau saya, menunggu hingga ada ruang kosong diteras kami, artinya menunggu beberapa bunga yang lain habis masa tanamnya untuk kemudian digantikan dengan menanam bunga matahari ini.
Tahun lalu, saya mencoba menanam bunga matahari dalam dua kali waktu. Periode pertama bisa dibilang gagal. Kegagalan saya yang pertama dalam menanam bunga matahari dalam media pot ialah satu, terlambat memisahkan biji-biji yang telah tumbuh berdaun, kedua tidak segera dipindahkan dalam pot yang lebih besar ketika pertumbuhannya semakin tinggi batangnya, ketiga mungkin cuaca kurang mendukung (saat itu terlalu panas), keempat penyiraman yang kurang teratur (ingat, bunga matahari yang ditumbuhkan di dalam pot, butuh banyak air, sekali saja lupa tidak menyiramnya, tanaman bunga matahari akan langsung layu dan bisa mati). Kelima, saya salah memberikan pupuk (mungkin saya yang tidak biasa dengan pupuk berbahan kimia), waktu itu saya berpikir pupuk apa saja tidak masalah, maka pupuk berbahan kimia adalah pilihan saya. Dan pupuk berbahan kimia yang katanya mempercepat proses pertumbuhan dan berbunga, telah berhasil membuat mati tanaman bunga matahari yang saya tanam.
Baiklah... karena ingin mempunyai bunga matahari, saya berusaha menumbuhkannya lagi dalam periode kedua, sekitar tengah tahun lalu. Pertama yang saya lakukan, menyiapkan pot kecil yang telah berisi dengan tanah berkompos. Bila diperlukan campurkan saja tanah berkompos itu dengan pupuk kandang, biasa yang saya campurkan adalah pupuk kandang dari kotoran ayam, kotoran kambing pun tak masalah. Setelah itu masukkan biji bunga matahari dalam lubang dengan kedalaman mungkin sekitar 2 cm, atau seruas jari telunjuk, selanjutnya cover lubang itu. Letakkan pot itu ditempat yang terkena sinar matahari langsung, dan siram secara teratur (pastikan tanah tidak dalam keadaan kering).
Setelah tujuh hari (seminggu), biji itu telah tumbuh dengan baik. Kurang dari dua minggu sebaiknya biji-biji yang telah tumbuh dan telah mengeluarkan daun kecilnya, sebaiknya dipisahkan, satu pot satu tanaman saja. Waktu itu saya menyemai empat biji bunga matahari. Bila tidak segera dipisahkan pada masa awal pertumbuhan, maka batang bunga matahari akan tumbuh kurus (batang tinggi kecil). Seperti sebelumnya, letakkan kembali pada tempat yang terpapar sinar matahari langsung agar pertumbuhannya sempurna.
Bagaimana kita tahu bila bunga matahari yang kita tanam dari biji tumbuh dengan sempurna? Perhatikan bentuk batangnya, semakin tinggi batangnya, maka batangnya itu akan semakin membesar dan kuat, daun-daunnya lebar-lebar berwarna hijau segar. Siram secara teratur, bila cuaca begitu terik, bisa membutuhkan dua kali penyiraman. Demi mendapatkan tanaman yang sehat tumbuh dengan sempurna, semakin besar dan tinggi tanaman bunga matahari, maka pindahkan segera tanaman ini pada pot yang lebih besar dan lebih besar lagi, sampai dirasa cukup, dengan menambahkan tanah dan juga pupuk.
Setelah dua bulan tanaman bunga matahari saya itu telah mengeluarkan tanda-tanda akan segera mengeluarkan bunga, dengan munculnya tunas bunga pada ujung tertingginya. Karena pertumbuhannya hampir menyentuh atap (kurang lebih tingginya sudah mencapai 100 cm), tidak ada cara lain selain menurunkannya di bawah (tadinya diikat di pagar pembatas) dengan ditempatkan pada pot yang lebih besar lagi. Tepat 10 minggu (dua setengah bulan), bunga matahari itu tidak hanya tumbuh tinggi menjulang (tingginya kurang lebih 150-160 cm), namun tunas bunga itu telah menjadi bunga matahari yang sempurna. Bunga matahari itu telah mengeluarkan pesonanya, dengan warna kuning cerah, dan warna hitam di tengahnya. Inilah bunga matahari yang sempurna yang pernah saya punya.
[caption id="attachment_334469" align="aligncenter" width="300" caption="Ini nih bunga matahari saya...(dok. pribadi)"]
[/caption]
Meski tak punya lahan, bukan tidak mungkin kan untuk memiliki bunga matahari dengan ketinggian semeter lebih itu... semuanya menjadi mungkin bila kita sedikit mau berusaha keras. Jangan ditanya berapa harga bunga matahari seperti ini di toko tanaman yang ada di pasar dekat tempat tinggal kami (Bukit Batok West Shopping Centre-Singapura). Ayo tebak berapa kira-kira harganya? Untuk ukuran ketinggian sekitar 100 cm dengan bunga yang belum mekar sempurna (masih dalam proses pertumbuhan untuk berbunga) harganya sudah mencapai $S12. Sementara yang saya punya, tinggi tanaman bunga matahari itu mencapai 150-160 cm, dengan bunga berukuran besar (lebih besar dari yang dijual di toko tanaman), daunnya begitu lebar, maka bisa dipastikan harganya sudah lebih dari $S12.
Karena menanamnya di dalam pot, maka setelah masa berbunga (bunga mengering), biasanya pertumbuhannya kurang bagus. Ditambah lagi dengan ketinggian batang mencapai 160 cm, maka tidak ada tempat lagi yang pas untuk pertumbuhannya di teras tempat tinggal kami, kurang cahaya matahari langsung. Ya, karena tempat yang terbatas itu, selanjutnya yang saya lakukan adalah menggantinya dengan tanaman baru (bisa tanaman yang sama atau dengan tanaman berbunga lainnya), menyemai biji-biji lagi untuk ditumbuhkan.
Bagi penyuka tanaman, jangan risau bila kita tak mempunyai lahan tanam di rumah. Lahan yang terbatas, bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menanam tanaman-tanaman yang kita suka atau tanaman yang ingin kita miliki. Dengan segala keterbatasan, menanam dalam pot adalah satu-satunya pilihan, meski terasa sulit, seperti bunga matahari ini, tapi kita bisa menghasilkan tanaman yang sempurna. Selamat bertanam, berusahalah....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H