[caption id="attachment_335720" align="aligncenter" width="300" caption="Kuning segar mewujudkan suasana ceria (dok. pribadi)"][/caption]
Sudahkah lingkungan rumah kawan sekalian hijau asri??...Mari tengok sejenak, apakah sekitar tempat tinggal kita terasa asri atau terasa gersang...Renungkan barang sebentar kata-kata “asri”. Bayangkan betapa sejuk dan indahnya pemandangan sekitar bila terlihat hijau oleh dedaunan pohon-pohon hidup bukan pohon hiasan terbuat dari bahan plastik. Itu bila kita memiliki halaman luas, pohon bisa ditumbuhkan. Tapi bagaimana dengan lahan terbatas/ tidak punya tempat menanam, bisakah memiliki tempat tinggal sejuk nan asri?...
Saat ini sepertinya saya dengar-dengar sedang digalakkan motto “go green”..”kawasan hijau”...atau istilah-istilah lainnya. Maksudnya tetap sama, mengajak kita untuk mencintai lingkungan, peduli lingkungan dengan beragam cara, salah satunya dengan menanam pohon. Punya halaman rumah dan lahan tanam takkan menjadi soal/ masalah. Bagaimana dengan saya??...Halaman rumah tak punya, bagaimana bisa menciptakan lingkungan hijau dengan ditumbuhi pepohonan disekitar tempat tinggal kami??..Pasti akan menjadi bahan pemikiran untuk saya, mencari solusi agar terwujud sebuah tempat tinggal asri.
Dalam impian saya, inginnya sih tinggal disebuah rumah dengan halaman lebar dan luas agar bisa ditanami beragan tanaman, mulai dari pohon buah-buahan hingga bebunggaan. Suasana asri, hijau, ditambah dengan kicauan burung-burung, beterbangan silih berganti capung serta kupu-kupu, menambah kedamaian tersendiri. Meski impian itu belum terwujud saat ini, bukan berarti saya harus berhenti bermimpi untuk mewujudkan keasrian dilingkungan tempat tinggal kami. Walaupun tinggal dirumah susun, seperti yang saya (sering) katakan punya bahasa keren apartemen/ flat, saya tetap akan berusaha menciptakan itu semua, “rumah asri”.
Saya sangat sadar bahwa kami tak punya halaman rumah. Keluar pintu depan langsung mengarah keluar (teras) sekaligus koridor dimana tetangga sering lewat. Hanya mengandalkan teras rasanya mustahil akan menanam pepohonan diruang itu. Kita harus memilih tanaman yang cocok. Cocok itu maksudnya disesuaikan dengan kondisi ruang, juga pencahayaan sinar matahari. Tinggi tanamanpun harus diperhatikan, agar tidak menganggu orang lewat karena akan menanam lebih dari satu pot demi menciptakan suasana rindang. Dengan beragamnya kesulitan yang kami hadapi itu, maka saya lebih suka memilih tanaman yang gampang tumbuh, tinggi namun tidak tinggi sekali, serta tidak banyak perawatan. Pilihan saya adalah Marigold.
[caption id="attachment_335719" align="aligncenter" width="300" caption="Bunga Marigold yang indah (dok. pribadi)"]
[/caption]
Tanaman apa itu Marigold??...Orang didesa asal saya biasa menyebutnya dengan sebutan “kembang telek-telek-an” (maaf namanya terdengar tidak sopan/ menjijikkan). Kenapa disebut demikian?...Hal ini dikarenakan daun serta bunganya berbau tidak sedap/ tidak enak. Bentuk daunnya hampir sama dengan tanaman keningkir, sementara bunganya mirip dengan bunga ‘Mum, juga ada varietas mirip bunga matahari. Warna bunga Marigold beragam, karena varietasnya juga banyak. Ada yang berwarna kuning, orange, merah marun, warna gold, adapun bunga dengan warna campuran, misal warna merah marun bercampur dengan orange, warna merah dengan warna golden. Tingginya ada jenis pendek hanya sekitar kurang lebih 30cm, namun ada jenis tinggi dengan ketinggian 60cm.
Setelah lebaran tahun lalu, tepatnya memasuki bulan oktober 2013, saya mulai menyemai biji-biji Marigold. Menanam tanaman Marigold terbilang cukup mudah karena tanaman ini termasuk tanaman dengan minim perawatan. Marigold bisa tumbuh ditanah bercampur pasir. Kelebihan lainnya, Marigold adalah salah satu tanaman pengusir serangga. Malah saya pernah baca, bahwa tanaman Marigold ini bisa dijadikan teman kita untuk menjaga tanaman sayuran dari serangga. Hal ini disebabkan oleh bau tajam dari daun, batang, serta bunga-bunganya, jadi hewan serangga pada kabur/ menjauh dari tanaman sayuran.
[caption id="attachment_335708" align="aligncenter" width="300" caption="Menciptakan suasana asri dengan menanam Marigold (dok. pribadi)"]
[/caption]
Untuk menanam Marigold, pertama siapkan biji terlebih dahulu. Kalau tetangga kiri-kanan punya tanaman ini, bisa minta tetangga bijinya. Petik saja bunganya yang sudah mengering, belah bunganya dan ambil biji-biji didalamnya, bentuk biji Marigold panjang-panjang. Nah, berhubung tetangga saya tidak ada yang punya (Marigold), ya saya beli biji-biji tanaman itu disalah satu supermarket. Harganya berapa?? Harga biji tanaman berbunga ini tahun lalu ialah $S 1,65 perbungkus. Sekarang harga biji-biji tanaman termasuk Marigold sudah naik sekian cent (di Singapura). Satu bungkus isinya banyak lhoo...bila ditumbuhkan semua, jumlah kurang lebih akan mencapai 20 tanaman (mungkin bisa lebih). Pot sebagai media tanam sudah pasti ya karena tidak punya lahan tanam (halaman rumah). Seperti biasa, saya hanya butuh pot kecil dengan harga hanya sekitar $S3 saja. Pupuk??..Jangan lupa, pupuk harus disiapkan, akan lebih baik pupuk organik (kotoran ayam, atau kotoran kambing) dengan harga perbungkus kecil $S2, bila tidak ada juga tidak apa-apa asalakan tanahnya tanah berkompos. Terakhir adalah tanah, bercocok tanam di Singapura ini saya harus rela merogoh kocek untuk membeli tanah (potting soil). Beruntungnya Marigold bisa tumbuh baik meski tanahnya kurang bagus (tidak berkompos). Maka untuk kebutuhan tanah tidak harus tanah berkompos yang sering saya beli itu (potting soil dari Jerman), tapi cukup tanah lokal (Singapore soil) tanpa kompos seharga kurang lebih $S2 untuk 5liter tanah.
Menanamnya bagaimana??..Mudah kok menanam Marigold. Siapkan pot, isi dengan campuran tanah (tanah berkompos dan tanah tak berkompos), atau bisa juga diisi dengan tanah tak berkompos namun harus ditambahkan pupuk organik didalamnya. Selanjutnya letakkan biji-biji Marigold kedalam lubang didalam pot sedalam 1cm. Cover lubangnya dan letakkan ditempat cahaya matahari menerpa secara langsung. Nah kalau saya, pot biji Marigold diletakkan dipagar pembatas dengan cara diikat tali rafia. Siram secara teratur, jangan biarkan tanahnya kering. Dalam proses menumbuhkan biji, jangan terlalu sering disiram, tapi cukup pastikan tanahnya lembab (tidak kering). Tunggu hingga biji tumbuh...
Setelah tujuh hari (seminggu), biji Marigold akan tumbuh. Marigold adalah tanaman dengan pertumbuhan sangat cepat dan selalu mencari sinar matahari. Oleh karenanya, ada baiknya lekas-lekas untuk dipisahkan dalam pot berbeda. Bila tak segera dipisahkan dalam waktu dua minggu, batang tanaman Marigold akan bengkok tak beraturan dikarenakan saling berebut untuk mencapai sinar matahari. Paling tidak dalam satu pot hanya diisi dua sampai tiga tanaman. Ini tergantung besaran pot, ya dikira-kira saja dengan ketinggian 60cm, pot yang kita miliki mampu menampung berapa tanaman perpot. Setelah dipisahkan, letakkan kembali ketempat semula. Jangan letakkan ditempat yang sulit menjangkau sinar matahari langsung. Bila ini kita lakukan, batang-batang tanaman Marigold akan tumbuh bengkok kesana-kemari seperti cacing, tak tumbuh tegak lurus dan kokoh, melainkan berbatang lemah serta mudah patah. Oleh karenanya, sinar matahari langsung adalah komponen paling penting dalam menumbuhkan Marigold.
[caption id="attachment_335716" align="aligncenter" width="300" caption="cabang-cabang yang muncul diujung batang teratas tak terkendali (dok pribadi)"]
[/caption]
Menanam Marigold didalam pot, membutuhkan air banyak (berdasar pengalaman saya). Tapi hal ini masih tergantung dari kondisi cuaca. Misalnya jika cuaca begitu terik/ panas, kita bisa menyiramnya dua kali atau sekali dalam sehari, pagi-sore atau siang-malam. Bila cuaca hujan/ suhu menurun terus-menerus, kita tak payah untuk menyiramnya setiap hari. Artinya, tanaman Marigold disiram bila dibutuhkan. Kita hanya perlu memastikan tanah dalam kondisi lembab tetapi tidak dalam kondisi basah. Bila sulit memastikan, sentuh tanahnya dengan jari, bila terasa kering secepatnya disiram. Atau mau menunggu pertanda dari layunya daun-daun baru disiram air, ya sah-sah saja asal jangan berkelanjutan.
Selama delapan minggu (dua bulan), tanaman Marigold akan berbunga. Tidak hanya berbunga saja, tetapi batang tanaman ini meninggi 60cm. Ya, Marigold yang saya tanam berjenis tinggi 60cm. Mulai satu, dua, bunga muncul, perlahan-lahan bunga-bunga lainnya akan silih berganti bermekaran. Senang bukan...melihat hasilnya. Daunnya hijau-hijau segar, bunganya berwarna kuning-kuning cerah menawan, suasana rumah menjadi terlihat segar dan rindang. Rindangnya daun Marigold, mampu menahan sinar matahari untuk tidak masuk kewilayah teras didepan tempat tinggal kami.
[caption id="attachment_335714" align="aligncenter" width="300" caption="Kitty juga mengakui, disekitar Marigold adalah tempat asik untuk nongkrong...(dok. pribadi)"]
[/caption]
Tak hanya berbunga dan tumbuh tinggi, tanaman Marigold dalam keadaan berbunga ini akan memunculkan cabang-cabang baru diujung teratas batangnya, dimana cabang-cabang ini akan mengeluarkan bunga juga. Maka tak heran bila tanaman Marigold saya harus merunduk, ya karena tadi, batangnya tak kuat menopang pertumbuhan dahan-dahan baru, sesuka hati menjalar kemana-mana. Bisa sebenarnya dirapikan dahan-dahannya, namun saya tak tega memotongnya apalagi bila ada tunas bunganya. Biasalah...saya ingat-ingat betul bahwa semua komponen untuk menanamnya, semuanya harus saya beli tidak ada gratisan, jadi sayang bila hendak dipotong-potong.
Setelah bunga-bunga mulai akan mengering, biarkan saja kering sendiri ditangkainya, kecuali ingin dipotong. Seperti yang saya katakan diatas, kalau tidak sayang, bunga-bunga dan dahan-dahan bisa dipotong untuk merapikannya agar penampilannya lebih rapi. Nah, setelah bunganya kering, kita ambil bunga keringnya, dengan memotong sebatas satu ruas daun saja. Bunga kering tadi, kita buka dan ambil biji-biji didalamnya. Maka setelahnya, kita tidak perlu mengeluarkan uang lagi demi mendapatkan biji Marigold, karena sudah memiliki dari tanaman sebelumnya. Bila punya tempat/ ruang kosong, biji-biji ini bisa disemai, dan kitapun memiliki Marigold baru. Simple dan hemat, bukan...Hasilnya, sekarang saya memiliki biji-biji Marigold dari tanaman sebelumnya. Besok-besok bila ingin menanamnya kembali, saya tak payah mengeluarkan uang untuk membeli biji.
Meski tanaman berbunga, Marigold, didesa asal saya dipandang sebagai bunga tak berguna dan tak disuka orang-orang karena baunya tak sedap (katanya), namun di Singapura, tanaman ini menjadi salah satu tanaman yang dijual ditoko tanaman dekat tempat tinggal kami (Bukit Batok West Shopping Centre). Apalagi menjelang Chinese New Year/ Lunar New Year, Marigold menjadi salah satu tanaman yang diburu. Perpot harganya sekitar $S10. Potnya agak besaran, satu pot diisi kira-kira empat tanaman, dengan jenis pendek 30cm saja. Nah untuk orang India (ini yang saya lihat di Singapura), mereka juga menyukai tanaman Marigold. Bagi orang India, bunga ini digunakan untuk acara keagamaan.
Marigold tidak hanya memberikan keasrian disekitar tempat tinggal kami, tapi juga mengundang hewan, seperti burung dan kupu-kupu. Setelah bunga-bunga cantik Marigold mekar sempurna, sering datang burung jenis tertentu (warna bulu bagian dada berwarna kuning, paruh runcing) hinggap ditanaman Marigold saya untuk memakan sari-sari bunga. Kupu-kupu juga sama, siang hari ketika cuaca cerah, kupu-kupu sering terbang mengitari bunga-bunga kuning ini sambil sekuat tenaga melawan hembusan angin. Begitulah yang terjadi setelah tanaman Marigold menghiasi tempat tinggal kami.
Sebenarnya Marigold ini adalah tanaman dengan masa tanam lumayan lama bila kita mau merawatnya dengan baik. Sayapun inginnya mau merawatnya, karena bunganya itu lhoo...besar-besar dan baunya harum menurut saya. Tapi sepertinya saya harus merelakannya untuk mengering, mati...sebabnya pas sedang masa berbunga lebat-lebatnya, kami harus pergi berlibur dua minggu. Karena tidak ada yang menyiramnya, maka tanaman itu harus mati mengering kekurangan air. Seperti yang saya bilang diatas, Marigold butuh banyak air bila ditanam dalam media pot. Sehari saja tak disiram sudah layu. Jangankan sehari, cuaca terik, pagi disiram, sore harus disiram lagi. Begitulah kisah matinya tanaman rindang kami yang mengenaskan.
Menciptakan suasana asri ditempat terbatas, sejuk dan rindang tidak harus menanam pepohonan kan...bisa diakali dengan menanam tanaman lain namun tetap terlihat rindang. Jangan jadikan alasan tak memiliki lahan tanam, tidak tersedianya halaman rumah memadai, sehingga kita mengabaikan penghijauan dirumah kita. Manfaat lain bisa kita ambil dari kegiatan ini, bila kawan sekalian memiliki anak-anak dirumah, kenalkan sekalian pada mereka tentang nama-nama tanaman serta fungsinya sedini mungkin, tidak peduli laki-laki maupun perempuan. Misalnya dengan mengajak mereka berkebun bersama, menanam tanaman bunga, tanaman buah, dll. Tak ada hal yang menghalangi kita untuk menciptakan suasana hijau penuh tanaman. Semua bisa kita lakukan asal kita mau dengan sedikit usaha, itu saja. Salam penghijauan...Mari menanam...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H