Lihat ke Halaman Asli

Empty

Empty

Balada Sepotong Ayam Goreng

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu kemaren, waktu lagi belanja sama istri dan keponakan di pasar, tiba-tiba dapet telepon dari nyokap. Katanya, bokap dan salah satu temennya udah meluncur ke arah rumah gua, niatnya mau nganter meja komputer, beberapa pot taneman dan rak piring yang waktu itu sempet nggak ke angkut pas pindahan. Gua dan istri langsung buru buru pulang, niatnya istri gua pengen masak buat bokap dan temennya, tapi setelah dipikir-pikir takut nggak keburu, akhirnya kita rencana beli lauk dan sayur disalah satu rumah makan yang emang banyak berderet di sepanjang jalan. Akhirnya, keputusan jatuh pada ‘Pondok Sayur Asem Ma Abeng’, di rumah makan ini, selain terkenal karena sayur asem-nya, juga terkenal dengan Gabus pucungnya yang konon kata orang rasanya jempolan.

Penampakan rumah makannya, diambil melalui Google Streets

Istri gua lalu pesen, dua porsi sayur asem, beberapa potong tempe goreng, sambel, lalapan dan empat potong ayam goreng. Sampai sini, belum ada tanda-tanda keanehan dari rumah makan ‘Pondok Sayur Asem Ma Abeng’ ini. Sampe akhirnya tibalah waktu untuk membayar pesenan kita tadi; “Jadi berapa mbak semuanya?” Istri gua nanya ke si mbak pelayan yang ngasih bungkusan. Si mbak-mbak itu , masuk kedalam lalu balik lagi keluar bawa kertas yang berisi coret-coretan. Trus doski bilang; “Jadi semuanya 189.000, mbak” Istri gua kaget, trus nanya lagi, berharap salah denger; “Berapa mbak?” Dijawab lagi sama si mbaknya, kali ini suaranya lebih keras; “Jadi 189.000, mbak” Gua yang nggak sengaja denger percakapan tersebut langsung shock, What?! Tapi tetep pasang tampang kalem sambil ngeluarin duit dari dalam dompet. Di jalan pulang, istri gua lalu cerita detail harga per harga yang tadi sempet doi tanyain. Sebelumnya, gua bakal ulang apa aja item-item yang gua pesen; 2 Porsi sayur asem, 4 potong ayam goreng, 4 potong tempe goreng, 1 porsi sambel terasi, 1 minuman teh botolan (buat keponakan gua waktu nunggu) dan aneka lalapan, untuk item terakhir gua rasa sih gratis ya. Dan, ini lah rincian harga per-detailnya;

  • 2 porsi sayur asem @10.000 : Rp 20.000
  • 4 potong ayam goreng @35.000 : Rp 140.000
  • 4 potong tempe goreng @3.000 : Rp 12.000
  • 1 porsi sambel terasi @5.000 : Rp 5.000
  • 1 Teh botol @5.000 : Rp 5.000
  • Aneka lalapan : Rp 7.000

Buat beberapa orang mungkin nggak ada yang aneh dari list diatas, dan mungkin ada yang nggak ‘ngeh’, maka coba perhatikan lagi item kedua yang sengaja gua beri penebalan. Buat yang penasaran dan bertanya; “Mungkin itu ayam-nya 1 ekor kali, bukan satu potong?”, nanti dibawah post ini gua sertakan foto penampakan ayamnya dan harga segitu (@35.000) adalah untuk per potong, bukan per-ekor. Ya memang sih ukurannya per potongnya cukup besar tapi, c’mon maan.. harga segitu (@35.000) untuk sepotong ayam goreng bukanlah hal yang elok buat orang orang kayak gua dan mungkin buat orang-orang sekelas presiden Jokowi. Di banyak pasar di pulau Jawa, rata-rata harga ayam negeri berkisar antara 32.000 s/d 40.000 per ekornya sedangkan untuk ayam boiler (yang ukurannya lebih besar daripada ayam negeri) berkisar antara 35.000 s/d 45.000 per ekornya. Oke, kita ambillah dengan menggunakan harga pasar ayam denga ras termahal menggunakan harga tertinggi yang kira-kira harganya 75.000 per ekor lalu dipotong jadi empat bagian, jadi kira kira berapa harga per potongnya? Ya, orang orang dengan itelejensia setingkat kera juga tau jawabannya Rp 18.750. Dan, gua bayar sepotong ayam goreng di ‘Pondok Sayur Asem Ma Abeng’ seharga Rp 35.000,- coba kira-kira ayam apa yang dimasak?

Empat potong ayam goreng @35.000 (kiri), sayur asem isinya cuma kacang tanah doang (kanan)

Sebagai perbandingan, di McDonald, harga satu porsi paket PaNas yang terdiri dari dua potong ayam, seporsi nasi (yang bisa diganti kentang) ditambah satu gelas softdrink, cuma dibanderol dengan harga Rp 38.000 – 40.000. Masalah harga sih gua nggak terlalu pusing, gua tipe orang yang ‘rela’ harus bayar mahal asal dapet kualitas nggak murahan. Tapi untuk kasus, sepotong ayam yang harganya Rp 35.000, yang rasanya sama kayak ‘ayam-ayam’ goreng lainnya dan ukuranya hanya sedikit lebih besar dari ukuran normal ‘ayam potong’ lainnya, ini buat gua terlalu lebay, terlalu membabi buta. Apalagi, si pengelola ‘Pondok Sayur Asem Ma Abeng’ sepertinya sengaja nggak melampirkan harga pada daftar menu yang disediakan disana. Ada yang sempet bilang ke gua: “Lagian elu nggak nanya dulu sih harganya?” C’mon man, lokasinya masih didaerah sub-urban, jauh dari daerah wisata dan berada di pemukiman. Gua rasa harga normalnya untuk sepotong ayam goreng adalah antara 12.000 s/d 20.000, lebih dari itu gua rasa dia telah melakukan penganiyayaan terhadap pelanggan. Dan gua salah satu korbannya. Untuk rasa-nya, sayur asem-nya boleh lah diberikan dua jempol, dan itu sama sekali worth it dengan harganya yang 10.000 per porsi, tapi untuk tempe gorengnya yang 3.000/potong, lalapan Rp 7.000 daaan ayam goreng seharga 35.000/potong thats sounds bullshit for me. Buat yang nanya lokasinya nih rumah makan laknat ada di : Jl. Arco Raya  No.24 Tajur Halang, Bogor, Jawa Barat 16320, Indonesia (Link G-maps nya : klik disini) buat yang penasaran, sayur asemnya patu dicoba, uenak bingits! tapi inget, sebaiknya bawa lauk-lauk yang lainnya dari rumah saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline