Lihat ke Halaman Asli

GUNUNG SINABUNG DAHULU TENANG SEKARANG BERBAHAYA

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13913339011992450703

Penderitaan yang dialami penduduk desa yang banyak terdapat disekitar gunung sinabung sejak gunung mulai meletus bukan hanya sebatas tinggal diposko pengungsian tetapi korbanpun telah berjatuhan akibat awan panas yang dikeluarkan gunung sinabung tersebut. Kemaren sabtu (01/02/2014) gunung sinabung telah memakan korban yang banyak, membuat kita berduka dimana jumlah korban tewas akibat awan panas mencapai 14 orang dan kemungkinan dapatbertambah.Tiada henti derita yang dialami masyarakat karo yang selama ini mendiami daerah tersebut karena gunung sinabung yang lama tidak pernah menunjukkan aktivitas lebih dari 120 tahun sehingga masyarakat yang mendiami wilayah tersebut hidup damai dan aman. Semua itu menjadi berubah sejak gunung sinabung menunjukkan aktivitasdengan peningkatan satus yang menjadi waspada karena sering mengalami erupsi dan mengeluarkan awan panas.

Selama 4 bulan lebih gunung sinabung terus mengeluarkan erupsi disertai awan panas dan tidak ada korban jiwa, tetapisabtu (01/02/2014) kemaren, gunung sinabung telah merenggut j 14 jiwa masyarakat akibat awan panasnya. Siapa yang salah didalam hal ini ? Kita tidak dapat menyalahkan siapapun juga karena kita semua tidak menginginkan adanya korban jiwa, baik dari pemerintah daerah, BNPB,aparat keamanan, masyarakat tidak mengharapkan adanya korban jiwa.

Semua telah terjadi dan tugas kita bersama kedepan untuk lebih meningkatkan pengawasan disetiap pos keamanan yang tersebar disekitar gunung sinabung guna mengantipasi tidak adanya masyarakat yang berusaha mendekati radius 5 km yang ditetapkan oleh pemerintah melalui badan vulkanologi sebagai zona berbahaya.

Sosialisasi harus dilakukan dengan berkesinambungan kepada masyarakat luas akan bahaya dari awan panas tersebut dan kedepannya tidak ada lagi jatuh korban jiwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline