[caption caption="Permintaan Maaf dan Klarifikasi radar Bogor (Harian Radar Bogor, 5 Nop 2015)"][/caption]
Tulisan saya yang berjudul "Radar Bogor Membajak Tulisan Saya di Kompasiana (karena sudah ada permintaan maaf dari RB, saya menghapus tulisan tersebut untuk menghindari penggunaan dan share yang tidak semestinya dari pihak lain) telah membuat cukup geger beberapa warga Bogor. Pagi tadi saya langsung dikontak teman-teman sambil dikirim posting berita tulisan Pemimpin Redaksi Radar Bogor (Pemred RB), Nihrawati AS. Pemred RB memebuat tulisan berjudul "Kado Kejutan dari Pembaca" di halaman pertama lalu bersambung di halaman 4 (baca Harian Radar Bogor, Kamis 5 Nopember 2015. Ternyata tulisan yang dimuat di versi cetak RB, juga diposting langsung oleh Pemred RD di komentar halaman kompasiana tulisan saya. Berikut komentar Bu Nihrawati AS Pemred di kolom komentar tulisan saya.
[caption caption="Klarifikasi dan permohonan maaf Harian Radar Bogor, 5 Nop 2015"]
[/caption]
Kado Kejutan dari Pembaca
Aroma ulang tahun ke 17 Radar Bogor yang jatuh tepat 2 November lalu masih terasa. Kado terbaiknya adalah, salah satunya, liputan khusus Radar Bogor berjudul Emas, Nyawa, Narkoba mendapatkan penghargaan terbaik dari Jawapos, bersaing di antara puluhan tulisan.
Bukan kali ini saja liputan khusus Radar Bogor mendapat penghargaan terbaik. Dalam kurun waktu dua tahun ini, kami selalu mendapat predikat tulisan terbaik.Ya, seiring waktu, Radar Bogor memiliki standar liputan khusus yang semakin baik untuk menyajikan yang terbaik bagi pembaca. Wartawan terus kami gembleng untuk memenuhi standar liputan terbaik itu.
Maka kami sangat terkejut ketika tiba-tiba Rabu (4/11/2015), kami mendapatkan broadcast dari teman-teman pembaca bahwa terbitan edisi kemarin itu, salah satu tulisannya dituduh plagiat. Tulisan dimaksud tayang di Rubrik Young Radar edisi 4 November 2015 dengan Judul “Yang Muda Yang Berempati” dan dituduh mirip dengan tulisan “Bagaimana Manusia Melawan Asap” dan #Bogor Peduli: Aksi Warga Bogor Stop Kabut Asap yang ditulis Achmad Siddik..Lantas kami baca ulang tulisan tersebut. Cek dan ricek. Ternyata benar, tulisan tersebut 90 persen mirip, seperti disebut sendiri oleh Saudara Achmad Siddik di kompasiana.com. Tentu ini tamparan keras bagi kami yang sedang gigih mendidik wartawan untuk memenuhi standar liputan terbaik. Lantas mengapa tulisan ini bisa lolos?
Segera kami rapat meminta pertanggungjawaban redaktur rubrik tersebut. Jelaslah bagi kami, ini memang sebuah kesalahan. Fatal malah. Namun kami sedikit “lega”, karena yang menulis laporan tersebut bukanlah wartawan tetap kami.
Sebagaimana diketahui, rubrik Young Radar adalah wahana bagi anak muda untuk mengekspresikan kemampuan menulisnya. Maka, “wartawan” yang mengisi rubrik tersebut bukanlah wartawan tetap Radar Bogor yang notabene sudah karyawan. Rubrik tersebut digawangi oleh anak-anak muda yang rata-rata mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Mereka kami didik untuk kelak bisa menjadi wartawan sungguhan.
Penulis laporan tersebut, bahkan baru bergabung dengan Young Radar dalam dua bulan ini. Masih bau kencur. Masih perlu banyak belajar. Namun meski masih belajar, tentu kami tidak membiarkan mereka menulis asal-asalan. Tetap harus memenuhi kode etik jurnalistik.
Sebab tulisan mereka yang tayang di Radar Bogor, tetaplah produk Radar Bogor yang harus bisa dipertanggungjawabkan di hadapan pembaca. Oleh karena itu, kami segera mengambil tindakan tegas. Sejak kemarin juga, kami berhentikan yang bersangkutan. Tindakan tegas ini juga akan kami berlakukan pada wartawan tetap kami jika melakukan hal yang sama.