[caption id="attachment_303457" align="aligncenter" width="576" caption="Peseta outbound Komunitas Pohon Inspirasi bersama anak-anak yatim dan dluafa (dok. pribadi)"][/caption] Pagi yang dingin. Waktu menunjukkan pukul 04.00. Saya teringat hari ini sudah memasuki tahun 2014. Semalam saya tidak sempat menikmati penghujung tahun menghitung detik pergantian tahun karena kelelahan. Saya tidak merasa sedih. Saya justru sangat bersemangat di awal tahun ini. Semangat yang menghangatkan badan melawan dinginnya tetesan air yang seolah tumpah dari langit di pagi 1 Januari 2014 ini.
Alhamdulillah, hujan berangsur reda. Saya membangunkan anak-anak saya yang usai shalat subuh tertidur lagi.
"Ayo anak-anak, kita bergembira hari ini. Kan mau Outbound dengan anak yatim."
Istri dan anak-anak saya bergegas. Barang-barang bingkisan untuk anak yatim dan dhuafa sudah dikemas dan siap dibawa. Tepat pukul 06.30 saya bergerak meninggalkan rumah dengan mobil bersama anak-anak.
Mendung masih menggelayut seolah menyisakan keletihan para manusia yang tadi malam begadang. Jalan dari Ciampea ke Kampus IPB Dramaga begitu sepinya. Persis suasana Bogor pada dini hari yang sepi nian dari kendaraan. Di belakang ada dua mobil mengikuti saya yaitu rombongan anak yatim sebanyak 16 orang dan donatur yang ikut serta ke acara outbound.
Saya mengantar istri dan anak-anak ke halaman Masjid Al Hurriyah IPB. Disana sudah berkumpul para fasilitator Limus Kid Farming (LKF) Komunitas Pohon Inspirasi. Saya juga melihat peralatan outsbond sudah terinstall atau terpasang lengkap. Flying fox dan two line bridge pasti menjadi kejutan buat anak-anak yang katanya belum pernah menikmati permainan ini.
Saya melanjutkan perjalanan menjemput anak-anak binaan Komunitas Pohon Inspirasi di Situgede. Mereka sudah menunggu saya sejak pk. 06.30. Gerimis menemani perjalanan saya ke Situgede. Langit boleh mendung tapi hati saya dan anak-anak pastilah cerah.
Pukul 8.00 acara outbound sudah dimulai. Andre Heru instruktur utama Outbound dari Oase Team yang biasa dipanggil Pak Heru memulai kegiatan Ice Breaking dengan menyuruh anak-anak membuat lingkaran besar. Dari lingkaran besar, meluncurlah permainan kreatif dan menyenangkan. Permainan konsentrasi memegang anggota badan yang berlawanan dengan perintah membuat peserta dan fasilitator tertawa riang. Permainan tupai dan pohon, besar kecil, arah angin membuat suasana kaku dan malu-malu dari peserta dan fasilitator menjadi cair.
[caption id="attachment_303458" align="aligncenter" width="448" caption="Game anggota tubuh (dok. pribadi)"]
[/caption] [caption id="attachment_303459" align="aligncenter" width="448" caption="Salah satu game dalam ice breaking game (dok. pribadi)"]
[/caption]
Setelah Ice breaking, mulailah team building game. Permainan kelompok ini menguji kekompakan, imajinasi dan kreativitas. Permainan menyusun koran yang robek membuat otak berpikir dan suasana riuh. Koran yang disobek-sobek harus disusun kembali oleh kelompok yang berlainan. Permainan akhir adalah membuat menara dari sedotan. Hasilnya, menakjubkan! Anak-anak berhasil membuat menara dari sedotan putih dalam waktu 10 menit dalam bentuk yang menarik. Saya tak melewatkan momen ini untuk menagabadikan karya mereka.
[caption id="attachment_303460" align="aligncenter" width="448" caption="Menara Sedotan, karya peserta outbound dalam game kelompok (dok. pribadi)"]
[/caption]