Lihat ke Halaman Asli

Achmad Siddik Thoha

TERVERIFIKASI

Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Wisata Edukasi: Belajar dari Pohon 'Kompasiana' Sampai Bertemu Ibu Negara dan Tamu Negara

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1373191854630162390

[caption id="attachment_265215" align="aligncenter" width="448" caption="Anak-anak peserta wisata edukasi di KRB, 5 Juli 2013 (dok. pribadi)"][/caption]

Pagi itu hujan masih menetes dari langit setelah kemarin langit Bogor menumpahkan airnya seharian. Udara begitu dingin. Kondisi badan saya juga tidak begitu sehat pagi itu.

Alhamdulillah, menjelang pukul 07.00 hujan reda. Saya segera berangkat karena anak-anak binaan Komunitas Pohon Inspirasi sudah menunggu. Mereka sejak sepekan kemarin sudah sibuk menantikan liburan bersama sebelum berakhirnya masa liburan dan menjelang Ramadhan.

Benar, anak-anak sudah masuk angkot masing-masing. Sebanyak dua angkot penuh terisi anak-anak yang sebagian besar dluafa dan yatim piatu. Mereka berasal dari Kampung Rawajaha dan Kampung Jawa Kelurahan Situgede Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Sejak 4 bulan terakhir mereka aktif mengikuti program pendidikan lingkungan yang dibina oleh Komunitas Pohon Inspirasi dan EEC (Enterpreuner and Environment Course) LATIN Situgede Kota Bogor.

Mereka demkian riang ketika angkot sewaan bergerak meninggalkan kantor LSM LATIN (Lembaga Alam Tropika Indonesia) menuju Kebun Raya Bogor (KRB). Keriangan anak-anak semakin menyeruak ketika kami sudah masuk ke KRB dan berkumpul di bawah Pohon Kempas (Koompassia malaccensis). Nama latin pohon ini hampir sama dengan blog sosial terbesar favorit saya Kompasiana. Apakah filosofi Kompasiana juga meniru kehidupan Pohon Kempas? Bisa jadi, toh Kompasiana memang sebuah “Pohon Raksasa” dari ide, gagasan, liputan dan karya tulisan yang sangat dominan, member banyak manfaat dan menarik banyak orang untuk berkarya didalamnya, seperti Pohon Kempas.

[caption id="attachment_265217" align="aligncenter" width="336" caption="Pohon Kempas (Koompassia malaccensis), di KRB namanya hampir sama dengan Kompasiana (dok. pribadi)"]

1373191915611731357

[/caption]

Saya menerangkan bahwa pohon ini sangat indah dengan banir (akar papan) yang menjalar luas di permukaan tanah seperti papan. Kempas yang berbentuk raksasa memerlukan banir untuk menopang badannya yang tinggi dan lebar serta memperluas pencarian air dan makanan. Kempas begitu dominan menguasai udara dan tanah di lahan tempat ia tumbuh.

Pohon Kempas di habitat aslinya di hutan alam, seringkali menjadi pohon penghasil madu. Pohon Kempas disukai oleh lebah hutan membuat sarang. Sarang lebah hutan inilah yang dipanen madunya oleh masyarakat pencari madu.

[caption id="attachment_265218" align="aligncenter" width="448" caption="Belajar di bawah Pohon Kempas di KRB, 5 Juli 2013 (dok. pribadi)"]

1373192001917565773

[/caption]

Usai berinteraksi dengan Pohon Kempas, kami melanjutkan perjalanan ke lokasi lain. Tibalah kami di prasasti yang berisi tentang Sejarah KRB. KRB ini didirikan sejak 17 Mei 1817 oleh Prof. Dr. CGC Reinwardt, botanis asal Jerman. Dengan areal seluas 87 Hektar, KRB saat ini menjadi induk bagi tempat konservasi tumbuhan tropis ex-situ terbesar di Indonesia.

[caption id="attachment_265219" align="aligncenter" width="448" caption="Anak-anak menyimak prasasti sejarah KRB (dok. pribadi)"]

1373192180678251432

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline