Lihat ke Halaman Asli

Achmad Siddik Thoha

TERVERIFIKASI

Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pasukan “Berani Mati” itu adalah Seorang Ustadz

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1349603661640639818

Pak Agusman dan Pasukan Pemadam Kebakaran sedang mengendalikan api di Desa B4 Dadahup Kapuas (dok. Agusman)

“Pak, kita cari tempat shalat, sudah masuk waktu zhuhur.”

Itulah ajakan salah satu anggota Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan Manggala Agni (MA) Kapuas Kalimantan Tengah yang mendampingi saya melakukan survei. Dari beberapa orang anggota MA Kapuas, baru kali ini saya diingatkan untuk melakukan shalat saat survei lapangan. Sangat jarang pendamping lapangan yang mengingatkan akan waktu shalat dan ikut shalat berjamaah di Masjid di banyak perjalanan saya melakukan survei. Sebaliknya banyak pendamping lapangan yang biasanya shalat karena segan dengan saya atau malah memang menolak shalat padahal mereka seorang Muslim.

Saya sangat terharu dan berkesan dengan ungkapan pendek dari anggota MA Kapuas itu. Selain mengingatkan shalat, beliau sangat santun dan berdedikasi dalam kerjanya. Bayangkan, berkendara sejauh 120 km dengan sepeda motor ke daerah Transmigrasi Dadahup Kapuas, beliau tidak berhenti kecuali ingin buang air. Disuruh minum pun beliau segan bila saya tidak menawarkan. Pendamping lapangan “sholih” itu bernama Agusman.

[caption id="attachment_210187" align="aligncenter" width="448" caption="Pak Agusman dan pasukan Manggala Agni Kapuas bersiap berangkat ke Lapangan (dok. Agusman)"]

1349603751608028427

[/caption]

Pada siang yang terik itu, melalui medan yang sangat sulit, kami survei ke lahan bekas kebakaran lahan di Desan B4 Dadahup. Desa ini dulunya adalah kawasan Eks Proyek lahan Gambut Sejuta Hektar (Eks PLG). Di Desa ini, Pak Agusman beserta anggota Manggala Agni bersama polisi kehutanan dan warga setempat pernah terlibat memadamkan kebakaran lahan yang hampir menghancurkan rumah transmigran pada 11 September 2012 yang menghanguskan lahan seluas 4 Ha. Bak pasukan berani mati, jilatan api yang liar dan mematikan itu dapat dikendalikan. Pak Agusman beserta tim pemadam kebakaran lain akhirnya bisa memadamkan kebakaran di lahan gambut itu sekaligus menyelamatkan rumah pemukiman Transmigrasi Dadahup.

“Selain kerja di Manggala Agni, apa Bapak ada aktifitas lain?” saya mulai percakapan santai saat makan siang di sebuah warung makan.

“Ada, pak. Saya narik becak sampai siang. Habis itu saya mengajar TK Alquran.”

Pak Agusman antusias menjawab pertanyaan saya. Sebagai informasi, pasukan manggala Agni hampir semuanya berstatus tenaga kontrak (tahunan) yang masuk hanya pada saat piket sekali per minggu. Pada saat tidak piket itulah, Pak Agusman menjalankan tugasnya sebagai guru ngaji yang oleh banyak masyarakat disebut Ustadz.

“TK itu punya siapa, Pak”

“Saya mendirikan sendiri bersama istri, Pak. Yang mengajar juga sekarang tinggal kami berdua (Pak Agusman dan istrinya).”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline