Lihat ke Halaman Asli

Achmad Siddik Thoha

TERVERIFIKASI

Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pohon yang Takkan Pernah Berbuah

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13479601581284457262

[caption id="attachment_206425" align="aligncenter" width="298" caption="Pohon Kering (dok. Gito Ginting)"][/caption] "Kamu telah menanam pohon dengan penuh keserakahan dan perasaan curiga. Bagaimana mungkin, kamu bisa mengharapkan pohon ini bermurah hati padamu dengan memberi buah yang berlimpah? "

Seorang petani mempunyai adik di kota yang menjadi tukang kebun. Petani ini memiliki kebun yang luas penuh dengan pohon-pohon buah lebat dan bagus. Kemampuan petani merawat kebun dan pohon-pohonnya yang indah terkenal di mana-mana. Suatu hari petani pergi ke kota untuk mengunjungi adiknya. Dia terkejut pada deretan pohon-pohon yang tumbuh kurus dan merana. Buah itu juga tidak berbuah dan berbunga. "Dengar, adikku," kata Sang petani. "Aku akan memberikanmu sebuah pohon mangga, yang terbaik dari kebunku. Kamu, anak-anakmu, cucu-cucumu dan anak dari cucu-cucumu akan bisa menikmatinya." Setelah pulang ke kebunnya, petani memanggil para pekerja dan memerintahkan mereka untuk mengambil pohon dan mengangkutnya ke kebun adiknya. Tibalah pohon mangga yang yang bagus itu di rumah sang Adik, Keesokan paginya Sang Adik mulai bertanya-tanya di mana dia harus menanamnya. Sang adik berbisik pada dirinya sendiri "Kalau aku menanamnya di atas bukit,, angin dan hujan bisa merontokkan bunga dan buah yang lezat sebelum matang. Jika kutanam dekat ke jalan, orang lewat akan melihat dan buah manggaku yang enak ini. Mereka akan mencuri mangga-manggaku. Tapi kalau aku menanam terlalu dekat pintu rumah, pembantu atau anak-anak mudah sekali memetik buah, nanti buahnya tidak sempat banyak.” Setelah ia berpikir mendalam, akhirnya Sang Adik menanam pohon mangga itu di gudang, dan berkata dalam hati, "Nah…pencuri-pencuri itu tidak akan berpikir untuk mencarinya di sini." Ia mengangguk tanda puas. Tapi selang beberapa lama, pohon itu belum memberi buah dan bunga mekar. Pada tahun pertama dan kedua poho itu tetap tanpa buah yang diharapkan. Dengan kesal dia mendatangi saudaranya yang petani, dan mencelanya dengan marah: "Kamu telah menipuku. Kamu memberiku sebuah pohon yang tak mau berbuah. Ini adalah tahun ketiga dan belum menumbuhkan apa-apa selain daun!" Lelaki Tukang kebun, lalu berkunjung ke rumah adiknya. Ketika melihat di mana pohon itu ditanam saudaranya, ia tertawa dan berkata: "Kamu telah menanam pohon di mana udaranya sangat lembab, tidak ada matahari dan kehangatan disini. Bagaimana, mungkin kamu bisa berharap bunga dan buah-buahan?" "Kamu telah menanam pohon dengan penuh keserakahan dan perasaan curiga. Bagaimana mungkin, kamu bisa mengharapkan pohon ini bermurah hati padamu dengan memberi buah yang berlimpah? "

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline