Lihat ke Halaman Asli

Achmad Siddik Thoha

TERVERIFIKASI

Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Hutan Jati di Jalur Mudik Sumedang Terbakar

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13450171021589309007

[caption id="attachment_200340" align="aligncenter" width="448" caption="Kebakaran Hutan Jati di Jalur Mudik Tomo Sumedang Jawa Barat (dok. pribadi 15/08/2012)"][/caption]

Kemarau tahun ini terasa lebih parah dari tahu sebelumnya di beberapa daerah khususnya di Pulau Jawa. Di Bogor saja, dalam satu bulan terakhir, warga hanya bisa menikmati hujan sekitar 5 kali saja. Padahal tahun-tahun sebelumnya, hujan bisa turun lebih dari paling tidak selama sepertiga bulan. Begitu juga yang dirasakan oleh daerah lainnya di Jawa Barat.

Kondisi kemarau yang lebih parah dengan sangat nyata ditunjukkan oleh kondisi alam. Cuaca siang yang sangat terik, sungai-sungai mongering dan tumbuhan mongering dan merontokkan dedaunan. Bila kita menjelajahi jalur mudik dari Jakarta ke Cirebon melalui Tol Cipularang-Cileunyi kemudian melanjutkan melalui Cadas Pangeran, maka Anda akan dengan mudah melihat fenomena kekeringan ini.

Salah satunya adalah kondisi Sungai Cimanuk yang makin surut dan bukit-bukit yang nampak coklat karena penutup tanahnya mengering. Hal ii snagat wajar mengingat sejak Bulan Juni di kawasan Tomo Sumedang dan sekitarnya sudah sejak bulan Juni 2012, langit tak lagi meneneskan air kawasan yang didominasi hutan jati ini.

[caption id="attachment_200350" align="aligncenter" width="448" caption="Sungai Cimanuk yang surut di Tomo Sumedang Jawa Barat (dok. pribadi 15/08/2012)"]

13450177381613265771

[/caption] [caption id="attachment_200351" align="aligncenter" width="448" caption="Bukit yang gersang di Tomo Sumedang Jawa Barat (dok. pribadi 15/08/2012)"]

1345017831961300059

[/caption]

[caption id="attachment_200353" align="aligncenter" width="448" caption="Lantai hutan yang dipernuhi oleh rumput dan tuumbuhan bawah yang kering sangat mudah terbakar di musim kemarau (dok. pribadi 5/8/2012)"]

1345018053561755271

[/caption]

Dampak terparah dari kekeringan tahun ini adalah semakin rawannya hutan dan lahan terbakar. Kekeringan telah memicu tumbuhan mulai khususnya alang-alang dan semak belukar yang ada di kawasan hutan muda sekali terbakar bila ada pemicu api. Faktanya kebakaran hutan akhirnya terjadi juga di kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani di Sumedang.

Saya mengabadikan gambar-gambar hutan yang hangus terbakar yang terletak di jalur mudik di Kecamatan Tomo Sumedang. Kebakaran ini sudah terjadi sejak pekan lalu dan hingga kemarin (14/8/2012) kebakaran di kawasan Hutan Jati Tomo masih terjadi. Api berawal dari terbakarnya rumput dan semak belukar di permukaan hutan kemudian menjalar ke pepohonan jati. Menurut rilis berita dari poskota.co.id, kebakaran hutan jati juga terjadi di Ujung Jaya Sumedang yang diperkirakan melalap hutan jati seluas 15 Ha. (Baca poskota.co.id : “Hutan Jati Seluas 15 Ha Terbakar ")

[caption id="attachment_200355" align="aligncenter" width="448" caption="Areal bekas Hutan Jati terbakar di Jalur Mudik Tomo Sumedang Jawa Barat (dok. pribadi 15/08/2012)"]

1345018351310053075

[/caption] [caption id="attachment_200359" align="aligncenter" width="448" caption="Kondisi Hutan Jati pasca terbakar di Jalur Mudik Tomo Sumedang Jawa Barat (dok. pribadi 15/08/2012)"]

13450186422082011032

[/caption]

Banyak di temukan pohon jati yang hangus terbakar kemudian ditebang oleh pihak Perhutani. Penebangan pohon yang terbakar dimaksudkan agar tidak membahayakan lingkungan karena sangat mudah roboh. Apalagi kebakaran banyak terjadi di pinggir jalan di kemiringan lahan yang cukup terjal.

Menurut warga Tomo Sumedang yang saya tanyai, penyebab kebakaran salah satunya adalah faktor kesengajaan. Menurut kabar warga, sudah ada pembakar hutan yang tertangkap dan dibawa ke kantor polisi untuk diproses secara hukum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline