Lihat ke Halaman Asli

Achmad Siddik Thoha

TERVERIFIKASI

Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Berhenti Sebentar, Mama!

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13286578981611765407

Seorang pria melintas di sebuah taman. Taman itu dihiasi dengan air mancur yang pada bagian tengahnya. Disekeliling air mancar terlihat bunga Iris merah muda yang sedang mekar .

Tiap hari dia melewati taman itu sebelum sampai di tempat kerjanya. Tempat kerja pria profesional muda ini adalah sebuah gedung pencakar langit. Rutinitas dan target kerja yang ketat membuat keindahan taman itu tak terlihat olehnya.

[caption id="attachment_161234" align="alignleft" width="357" caption="Image from Google"][/caption] Pagi itu, seperti ada sesuatu yang membuatnya ingin berhenti sejenak, Ia melihat seorang Ibu bersama anak kecil berumur sekitar 4 tahun berjalan bergegas. Sang Ibu menuntun putrinya dengan langkah cepat. Sementara sang anak tergopoh-gopoh mengiringi ibunya. Tiba-tiba sang anak menarik-narik tangan ibunya.

”Sebentar, Ma, berhenti dulu. Lihat Ma, ada pelangi di belakang air mancur.”

”Ayo, Adik, kita bisa ketinggalan bus, kalau tidak segera sampai halte sekarang.” sang ibu mencoba menolak tarikan tangan anaknya. Sang ibu kemudian menatap wajah memelas anaknya. Sang ibu merasa kasihan.

Pria itu berhenti dan terdiam. Ia ingin memperhatikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia menduga sang ibu pasti akan menuntun anaknya menuju halte bus. Pria itu melangkah mendekat ke tempat Ibu dan putrinya berdiri.

”Baiklah Adik, nanti juga ada bus lain.” Sang ibu membalas permintaan anaknya

Dugaan Pria itu salah. Ibu dan anak itu berjalan menuju air mancur di tengah taman itu. Pria itu pun mengikuti dari belakang dan ingin mengetahui kejadian berikutnya.

Sesampainya di air mancur yang dikelilingi bunga Iris, sang ibu berlutut sambil memeluk putrinya. Kecerian terbit dari wajah mereka karena bisa bersama-sama menikmati keindahan pelangi dan bunga Iris.

Sementara pria yang sejak tadi mengamati kejadian itu tertegun. Tak ada kata yang bisa terucap dari mulutnya. Taman itu kini laksana surga yang terhampar begitu indah di hadapannya. Pelangi dibalik percikan air mancur terlihat seperti lukisan indah di kanvas biru. Bunga Iris berwarna merah muda nampak seperti gadis cantik memakai mahkota indah.

Dia merasa malu terhadap dirinya. Sebelum hari ini, taman indah ini laksana benda mati tanpa makna. Air mancur yang mengalir bening dia anggap suara air yang berisik. Bunga Iris yang demikian indah seolah hanyalah warna alam tanpa rasa. Kesibukan telah membuatnya mati rasa. Seolah tak ada keindahan dari yang dilewatinya. Seolah tak ada waktu untuk menikmati

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline