Lihat ke Halaman Asli

Achmad Siddik Thoha

TERVERIFIKASI

Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Mandi Hanya Dua Menit

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

“Saya mandi hanya bisa dua menit saja. ‘Shower’ sudah diatur hanya mengucur selama dua menit. Lewat dari itu ‘shower’ berhenti secara otomatis. Saat mandi, saya berdiri di dalam ember supaya air tidak tumpah dan terbuang percuma. Air bekas saya mandi bisa saya pakai untuk keperluan lain.”

Peserta pelatihan tersenyum, sebagian malah tertawa melihat ekspresi Mark memperagakan gaya mandi cepat dua menit. Mark adalah salah satu Trainer Pria asal Australia yang mengisi Pelatihan Pendidikan Konservasi bagi Guru-Guru Sekolah di Kawasan Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Agustus 2008. Pelatihan dilaksanakan disebuah penginapan yang diapit oleh sungai besar yaitu Sungai Buluh dan Sungai Batang Serangan di Kawasan Ekowisata terkenal di Sumatera Utara, Tangkahan.

Mark melanjutkan kisahnya,

“Di Australia, mobil kotor adalah hal yang biasa. Kami sangat jarang membersihkan mobil dengan air bersih. Tempat cuci mobil diatur airnya agar dapat didaur ulang dan dapat dipakai lagi. Jadi kalau mobil kita sering kelihatan bersih, kita malah dianggap pemboros air.”

Kembali peserta pelatihan tertawa. Mereka sungguh hampir tak percaya bahwa memakai air untuk mencuci mobil atau kendaraan dianggap pemborosan di Australia. Di lingkungan mereka, daerah Tangkahan, masyarakat dengan mudah memakai air tanpa batas untuk segala keperluan termasuk membuang sampah rumah tangga dan limbah industri kecil. Jangankan mobil, Bus-pun bisa“dimandikan” di pinggir sungai sepuas-puasnya tanpa membayar dan khawatir kekurangan air.

Lian, Trainer lain, wanita asing yang energik rekan Mark, asal Australia menambahkan :

”Pernah pemerintah kami memerintahkan untuk mencabut jenis bunga impor yang ditanam di pekarangan karena boros air dan diganti denga jenis bunga lokal yang hemat air. Jadi di tempat kami, masalah air sangat serius sehingga kami sangat behati-hati menggunakannya.”

Semua peserta pelatihan manggut-manggut. Saya tidak paham betul, manggut-manggut tanda paham, bingung atau malah merasa aneh.

***

Kita menyadari bahwa sumberdaya air semakin hari semakin berkurang kualitasnya. Jumlah air memang tidak berkurang, namun air yang bisa dimanfaatkan langsung dengan mudah, bebas dan aman sudah sangat sulit ditemui. Ini memang kurang disadari oleh sebagian besar masyrakat di negeri Khatulistiwa. Sumberdaya yang berlimpah seringkali melenakan kita untuk membiarkannya tak terkelola dengan baik. Ia, akan disadari kalau keadaannya mulai berkurang, rusak atau terancam hilang.

Saat ini kelangkaan air bersih mulai terasa. Untuk dapat menikmati air layak minum kita harus merogoh kantong. Untuk dapat belajar berenang kita perlu menyisihkan waktu dan uang ke kolam renang. Untuk sekedar menikmati sejuk dan jernihnya air kita perlu berlelah-lelah menuju tempat wisata yang jauh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline