Lihat ke Halaman Asli

Achmad Siddik Thoha

TERVERIFIKASI

Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Wanita Berhijab Penakluk Api (Kisah di Balik Kebakaran Hutan dan Lahan)

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1413885091256208013

[caption id="attachment_348992" align="aligncenter" width="560" caption="Wanita pasukan Manggala Agni Daops II Kapuas ikut memadamkan kebakaran lahan gambut di Desa Tumbang Nusa Jebiren Raya Pulang Pisau Kalteng (dok. pribadi)"][/caption]

Kebakaran hutan dan lahan  masih merebak di berbagai wilayah di Indonesia. Dampak kebakaran hutan dan lahan berupa kabut asap tak juga berhenti bertebaran. Kerugian semakin besar dari hari ke hari, baik ekonomi, sosial terutama lingkungan.

Ada sisi lain yang tidak banyak diliput media tentang upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan yaitu aksi senyap Brigade Pengendali Kebakaran Hutan yang dimiliki oleh Kementerian Kehutanan yang dikenal dengan Manggala Agni. Menurut saya, Manggala Agni disingkat GALAAG merupakan "pasukan elit" pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang saat ini dimiliki oleh Indonesia.

Menurut  Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor: P. 3/Iv-Set/2014 tentang   Organisasi Manggala Agni Dan Wilayah Kerja Daerah Operasi Pengendalian Kebakaran Hutan, Brigade Pengendalian kebakaran Hutan yang selanjutnya disebut Manggala Agni ,adalah suatu lembaga yang mempunyai tugas melaksanakan pengendalian kebakaran hutan, yang dilengkapi dengan sumberdaya manusia, dana dan sarana prasarana.  Secara organisasi, GALAAG berada dalam koordinasi Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Propinsi.

GALAAG memiliki maskot yang diberi nama SIPONGI. Si Pongi adalah maskot manggala agni, yang diadopsi dari nama ilmiah orang utan (Pongo spp.), yang merupakan satwa nasional Indonesia.  Makna segi empat dari maskot Sipongi menjelaskan bahwa terdapat empat elemen penyebab kebakaran hutan yaitu bahan bakar, panas (api), oksigen dan manusia. Elemen keempat yaitu manusia itulah yang menjadi faktor pendorong paling utama dalam kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Inilah yang membedakan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia dan di negera Sub Tropis dimana kebakaran Indonesia hampir mustahil terjadi secara alami, dan hampir dipastikan karena ulah manusia.

Saya mengenal GALAAG secara dekat sejak saya memulai penelitian disertasi saya tahun 2012 di Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah. Dari Kalteng saya kemudian mengenal GALAAG di Propinsi Riau ketika saya membantu kegiatan proyek pengembangan sistem peringatan dini kebakaran hutan dan lahan bersama pakar dari IPB Bogor. Dari dua tempat utama, Riau da Kalteng, kiprah Manggala Agni begitu berkesan bagi saya.

Manggala Agni punya skill, peralatan dan loyalitas tinggi dalam bekerja. Meskipun tupoksi mereka mengendalikan kebakaran hutan dan lahan di Kawasan Konservasi, namun faktanya mereka sering terlibat dalam pengendalian kebakaran di lahan di luar kawasan konservasi. Termasuk pemadaman kebakaran lahan dan pemukiman. Contohnya seperti yang mereka lakukan baru-baru ini (15 Oktober 2014) di Desa Tumbang Nusa Kecamatan Jebiren Raya Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah. Seluas lebih dari 1000 Hektar lahan semak belukar rawa di lahan gambut hangus terbakar. Lahan ini merupakan areal yang memiliki hak kepemilikan. Asap pekat membumbung ke udara dan mengganggu jarak pandang dan pernafasan pengendara di jalan layang  Tumbang Nusa sepanjang 13 Km yang membentang melintasi rawa gambut.

14138852621718576441

Wawancara dengan Sekretaris GALAAG Daops II Kapuas dan Ika (berhijab) (Dok. pribadi)

Saat saya melakukan cek lapangan (Ground check), saya mendapati pasukan Manggala Agni bekerja secara cepat dengan peralatan memadai. Mesin pompa air dengan kekuatan besar serta selang yang panjang mampu memadamkan beberapa titik api. Saya dikejutkan oleh sosok pasukan Manggala Agni yang berbeda dengan lainnya menyelinap ikut memadamkan api yang liar. Sosok wanita berhijab, yang saya kenal bernama Ika, adalah salah satu pasukan Manggala Agni wanita yang dimiliki oleh GALAAG daerah operasi II Kapuas.

Ika membuat saya terheran-heran sejak tadi pagi. Kami berangkat dari Kuala Kapuas menuju Tumbang Nusa dengan mobil pemadam. Suatu kali selang yang ada di mobil yang sedang melaju terjulur hampir menyentuh jalan. Ika langsung turun tangan dan naik ke mobil dengan cepat menggulung selang tersebut dengan cekatan. Saat tiba di lokasi kebakaran, Ika dengan sigap turun ke bawah jembatan menggunakan selang dan langsung menyusup ke semak-semak yang terbakar.  Untuk kemampuan lapangan, saya pikir GALAAG tidak pandang laki-laki atau perempuan. Mereka wajib punya kemampuan standar sebagai ujung tombak pengendali kebakaran hutan.

[caption id="attachment_348996" align="aligncenter" width="614" caption="Aksi Ika menuruni jembatan dengan selang di Jembatan Tumbang Nusa Kalteng (Dok. pribadi)"]

1413885365155481888

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline