Tak terasa kita sudah sekitar 3 bulan menghadapi pandemic COVID 19. Selama 3 bulan lebih itu kita dihimbau untuk tetap tinggal di rumah. Tak terasa pula, kita saat ini telah selesai melewati bulan suci Ramadan. Di Indonesia, bulan Ramadan biasanya selalu berlangsung meriah: buka bersama, ngabuburit, sahur on the road, shalat tarawih, atau pesta kembang api, adalah ragam kegiatan yang biasa diselenggerakan di bulan Ramadan.
Namun Ramadan kemarin ini barangkali sedikit berbeda. Masyarakat terpaksa tinggal di rumah. Bahkan di beberapa wilayah, bulan Ramadan ini disambut dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Agenda ini tentu semakin membatasi masyarakat untuk beraktifitas di luar rumah.
Berakhirnya Bulan Ramadan juga bertepatan dengan berakhirnya semester genap, bagi para pelajar atau mahasiswa. Akhir semester di saat non pandemic biasanya adalah masa yang sangat sibuk: oenuh tugas-tugas sekolah dan persiapan belajar menyambut Ujian Akhir Semester (UAS).
Namun, apakah UAS pada masa pandemic ini tetap diadakan oleh sekolah? Dalam Surat Edaran Mendikbud nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat COVID 19, menerangkan bahwa UAS tidak diperbolehkan dilaksanakan dengan cara mengumpulkan siswa, seperti cara konvensional sebelumnya.
Berdasar Surat Edaran tersebut, maka besar kemungkinan sekolah-sekolah tetap menjalankan UAS. Hal ini tentu membuat para pelajar perlu belajar lebih ekstra dalam rangka menghadapi UAS kali ini. Pasalnya, belajar dari rumah saat pandemic dianggap tak seefektif belajar langsung di sekolah. Belajar dalam menghadapi UAS akan banyak memerlukan jaringan internet. Walaupun kita telah bersiap untuk New Normal, tetapi hal tersebut masih butuh proses yang cukup lama. Saat ini, sekolah-sekolah masih melakukan proses belajar mengajar dan ujian dengan metode yang mengandalkan daring.
Tentunya, kemerataan akses internet turut menjadi masalah dalam metode pembelajaran dari rumah. Ya, tak semua siswa dapat mengakses internet. Selain tak semua memiliki gawai, tarif internet pun juga dianggap tak ramah di kantong. Namun, terdapat provider yang menawarkan jasa tariff internet murah di masa pandemic ini. Jelas ini dapat membantu siswa dalam proses belajar mengajar.
Provider tersebut ialah Smartfren. Provider ini meluncurkan produk baru bernama 10N+ (dibaca Ion Plus). Produk ini ditawarkan khusus sebagai solusi kawan-kawan yang #DiRumahAja. Dibanderol dengan harga hanya Rp 20.000, kamu akan mendapatkan 3 GB kuota yang berlaku selama 6 bulan. Tidak hanya itu, setiap bulan pengguna 10N+ akan mendapat bonus kuota sebesar 500 MB.
10N+ memiliki masa aktif 365 hari. Tidak cukp sampai disitu, keunggulan 10N+ terdapat pada bonus kuota tambahan. Setiap kamu isi ppulsa minimal 10.000, kamu mendapat bonus kuota mingguan sebesar 250 MB dengan total mencapai 13 GB selama 1 tahun. Isi ulang bisa melalui berbagai platform seperti aplikasi MySmartfren, OVO, dan Gopay, atau langsung saja ke counter pulsa. Ada lagi, 10N+ memberikan fasilitas telpon gratis ke sesame pengguna Smartfren. Kamu bisa ajak keluarg, sahabat, atau pacarmu untuk membeli produk 10N+ ini agar bisa selalu keep in touch dengan mereka.
Paket internet dari Smartfren tersebut dapat menjadi salah satu rujukan untuk mempermudah siswa mencari ilmu. Dalam situasi apapun, belajar hendaknya harus tetap menjadi prioritas para siswa. Kamu bisa terus belajar lewat platform-platform internet, atau tetap berkomunikasi dengan teman sekolah, teman organisasi, gebetan, atau gurumu. Dengan Smartfren10N+ kamu tetap bisa #StaySafeAntiWaswas. Mulai saat ini, paket 10N+ dari Smartfren patut untuk dicoba. Harganya relative murah cukup dengan Rp. 20.000, dan semoga Ujian Akhir Semestermu lancar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H