Lihat ke Halaman Asli

Achmad Saifullah Syahid

TERVERIFIKASI

Penulis

Cerpen | Gus Jim

Diperbarui: 14 Mei 2020   01:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pexels.com/pixabay

Apakah popularitas harus diraih dengan kerja keras dan karya bernas? Tidak. Bahkan cukup dengan selembar sarung popularitas bisa melejit dalam waktu singkat.

Gara-gara sarung nama Gus Jim dikenal banyak orang. Mulai penjual Soto, anggota dewan hingga Bupati kenal semua dengan Gus Jim. Paling tidak pernah mendengar nama Gus Jim disebut.

"Oh, Gus Jim."

"Kenal?"

"Tidak, tapi saya sering mendengar nama itu. Orang yang ke mana-mana selalu memakai sarung."

"Benar, ke mana-mana selalu memakai sarung."

"Dan memakai kopiah hitam."

"Iya, ke mana-mana selalu memakai sarung dan kopiah hitam."

Popularitas Gus Jim melejit dalam waktu singkat gara-gara memakai sarung saat kondangan. Ya, hanya sarung, dipakai layaknya orang mengenakan sarung. Gus Jim disalami hadirin beramai-ramai. Tidak sedikit yang mencium tangannya bolak-balik. Kyai sepuh yang memimpin kondangan tidak diperlakukan semulia itu.

Sejak malam itu Gus Jim memutuskan untuk selalu memakai sarung. Padahal, berkali-kali ia menghadiri acara penting memakai celana panjang, jas dan dasi. Penampilannya meyakinkan. Namun, orang-orang tidak memuliakannya sebagaimana saat pertama kali ia memakai sarung.

Orang-orang yang biasa memanggilnya Mas Jim, kini menjunjung derajatnya lebih mulia sebagai Gus Jim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline