Lihat ke Halaman Asli

Achmad Saifullah Syahid

TERVERIFIKASI

Penulis

Halalbihalal, Harambihalal, Atau Harambiharam?

Diperbarui: 8 Juni 2019   05:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Foto: Shutterstock

Setelah rewel dengan tradisi buka bersama, kawan saya yang lain jadi ketularan. Ia ikut-ikutan rewel dengan undangan halalbihalal.

Saya tidak berniat mewawancarainya. Kebetulan saja saya mampir ke rumahnya untuk menyampaikan undangan halalbihalal. Lalu apa kata dia?

"Yang menimpa saya, baik haram, makruh dan mubah, sudah saya halalkan semua," ucapnya.

"Maksudnya apa?"

"Kalau sudah saya halalkan semua, apakah saya masih perlu menghadiri acara itu?"

"Ini acara kumpul bareng teman lama."

"Ini undangan halalbihalal atau kumpul-kumpul?"

"Halalbihalal sambil kumpul-kumpul?" jawab saya sekenanya.

Saya segera mengalihkan pembicaraan sebelum dia ngomel dengan seribu pertanyaan lagi. Dan tidak berhasil. Kawan saya terlanjur "panas". Ia tancap gas lagi.

"Lalu apa relevansi halalbihalal dengan kumpul-kumpul? Untuk menghalalkan yang haram apakah perlu dibarengi dengan acara kumpul bersama? Bagaimana kalau yang terjadi sebaliknya: kumpul bareng justru menghasilkan keharaman-keharaman?"

"Jangan buruk sangka!" Saya memotongnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline