Lihat ke Halaman Asli

Achmad Saifullah Syahid

TERVERIFIKASI

Penulis

Kaya di Tengah Kemiskinan atau Miskin di Tengah Kekayaan?

Diperbarui: 25 September 2016   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.dream.co.id

Bagi kita, orang biasa dan rakyat kecil yang satuan rupiah paling besar berkisar puluhan juta atau hanya jutaan, uang seratus juta adalah jumlah yang sangat besar. Bahkan terlampau besar untuk dibayangkan oleh akal kita yang putaran uang dalam sebulan cukup sejumlah satu juta atau dua juta. Dan uang seratus juta makin tak terbayangkan bagi mereka yang putaran uangnya cukup di “kelas” ratusan ribu rupiah.

Obrolan di warung itu menyeret saya pada kesimpulan seperti di atas.

“Seratus juta dibelikan krupuk dapat berapa ya?”

Ora usah berkhayal. Ngomong-ngomong, seratus juta itu duit semua ya?”

“Ya duit semua. Masak campur batu!”

“Edan! Kurang kaya raya apa mereka sehingga mentolo nguntal duit seratus juta!”

“Bukan hanya mentolo.”

“Terus apa kalau bukan mentolo?”

“Mereka itu rakus…!”

Lalu obrolan berhenti sesaat.

Kami, para “mahasiswa warung” memberi nama obrolan ngalor-ngidul itu “omong-blek”. Renyah, gurih, tanpa tata tertib alur, tanpa rambu-rambu logika—namun jujur dan polos menyikapi isu dan keadaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline