Lihat ke Halaman Asli

Achmad Saifullah Syahid

TERVERIFIKASI

Penulis

Patung Lilin

Diperbarui: 4 April 2017   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://sukowaspodo.blogspot.com/"][/caption]Waktu membeku. Detak tak bergerak. Diam kaku sekujur kaku. Mata menyala memerah basah.

Dalam rangkulan detik aku menjadi patung lilin. Gerimis mengiris tangis. Mengapa manusia yang garang mendadak gamang berhadapan dengan ruang waktu yang dibentangkannya sendiri?

"Aku tidak cengeng. Aku menangis."
"Apa bedanya? Cengeng dan menangis sama saja."
"Mengapa kamu begitu menyebalkan dan berotak definisi?"
"Kamu terlalu perasa."
"Aku hidup punya jiwa!"

Berpisah dan perpisahan melompat sejengkal saja. Bergeser sekian mili di bumi semakin sunyi. Apa susahnya!

Aku patung lilin. Tak berjiwa tak bernyawa. Sedih gembira tiada beda. Bumi langit bukan hampar batas cakrawala. Lautan ruang hampa bumi segede butir merica. Bagi patung lilin tawa dan air mata senda gurau belaka.

Jagalan 14 07 16

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline