Lihat ke Halaman Asli

Achmad Saifullah Syahid

TERVERIFIKASI

Penulis

Perempuan yang Bercengkrama dengan Hujan

Diperbarui: 12 Juli 2016   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: lamusatriste.deviantart.com

Lagi, selalu lagi, akan selalu lagi, hujan menurunkan tirainya. Ini malam lengkap dengan kursi tua menghadap jendela. Lampu neon sepuluh watt diayun resah.

Lagi, selalu lagi, akan selalu lagi, hujan menurunkan tirainya. Dari balik jendela rintik hujan butiran kristal. Didekap sorot lampu jalan yang mengejang. Daun melambai kelelawar melesat. Rindu rimbun tumbuh melebat.

Mengapa lagi, selalu lagi, akan selalu lagi, hujan menurunkan tirainya.Tak kenal musim untuk mengabarkan kelam. Di hati perempuan menggumam dendam. "Jangan kau beranjak pulang. Biar tumpas diriku terkelupas."

Berdentang. Satu kali. Menggema di lengang ruang yang telanjang. Tak beranjak ia. Hujan sudah reda?

Lagi, selalu lagi, akan selalu lagi, seperti bayangan siluman rindu datang dan pergi sesuka hati.

Perempuan tertawa. Baru saja dibunuhnya rindu, bersama denting tirai hujan, sampai rintik penghabisan.

kelutan 12 07 16




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline