“Kapan kita bukpuber, Pak?”
“Iya, Pak. Kapan?”
“Masak ndak ada bukpuber!”
“Iya. Masak ndak ada bukpuber.”
“Nanti keburu habis puasanya.”
Celoteh anak-anak bersahutan. Saya tidak segera menjawab karena berpikir, apa itu bukpuber? Saya otak-atik dan tidak ketemu.
“Bukpuber itu apa? tanya saya. Mereka tertawa.
Serempak anak-anak menjawab, “Buka puasa bersama!”
“Dari mana kalian menemukan istilah itu?”
“Kita ngarang sendiri, Pak!”
Ealaah…buka puasa bersama. Ada-ada saja anak-anak ini, menciptakan istilah sendiri: bukpuber. Tiba-tiba saya mendapat “sesuatu” dari istilah yang tidak “wajar” itu. Sesuatu yang saya temukan secara mendadak itu adalah orisinalitas.