Lihat ke Halaman Asli

#SaveUlama

Diperbarui: 5 Februari 2017   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapa orang Islam yang tak sepakat dengan ini? Tak ada satupun muslim yang tak sepakat. Kita semua tahu adanya. Jika ada yang terang-terangan menentang keselamatan ulama, berarti orang itu berniat menghancurkan dan mencelakakan ulama. Siapapun yang tak punya keinginan menyelamatkan ulama, maka orang itu boleh diragukan keimanan dan keislamannya.

Lantas siapakah yang layak disebut ulama di Indonesia?

Disini mulai terjadi persoalan. Disini mulai terjadi benih-benih perpecahan.

Kalau begitu, kita tanggalkan saja kata “layak…” mari kita ganti pertanyaannya. Siapakah para ulama di Indonesia menurut orang-orang Islam Indonesia?

Tentu saja kita akan lebih mudah menjawabnya. Tapi, susah juga ya… nanti urutan juga berpengaruh nih. Bagaimana kalau kita sebut satu persatu dengan urutan dari yang termuda sampai tertua? Ini dengan perjanjian kalau ada kesalahan, maka semata-mata karena ketidaktahuan penulis tentang umur tepat ulama ini. Jangan juga diartikan bahwa urutan ini sebagai urutan “paling ulama” sampai yang bukan “paling ulama”.

Nah… ulama-ulama Indonesia yang akhir-akhir ini sering disebut-sebut adalah:

  • Ust. Arifin Ilham
  • Ust. Bakhtiar Natsir
  • Cak Nun
  • KH. Habib Rizik Shihab
  • Gus Mus
  • KH. Quraish Shihab
  • KH. Syamsul Ma’arif
  • KH. Ma’ruf Amin
  • Dll

Mengapa ada dll? Ini untuk menampung ulama-ulama lain yang belum disebutkan. Disamping itu, saya yakin bahwa ulama yang belum disebutkan termasuk  8 orang di atas tak mau disebut-sebut pada tulisan ini. Kita juga tak terlalu berkepentingan dengan daftar ini. Tapi daftar di atas cukup mewakili karena telah mewakili berbagai golongan.  Mereka adalah para ulama Indonesia menurut orang-orang Islam Indonesia.

Relakah kita jika ulama Indonesia dihina?... Jika jawabannya tak rela, maka kita juga tak akan rela ke delapan orang diatas dihina, difitnah secara keji, dicaci dan dimaki.

Bagaimana kalau ternyata ada yang menyebut ulama Indonesia sesat? Bagaiamana pula jika ada yang memfitnah ulama indonesia dengan fitnah keji? Maka kita akan sakit hati. Tegasnya kita akan sakit hati jika salah satu dari kedelapan ulama di atas disebut sebagai ulama sesat dan difitnah secara keji.

Pertanyannya sekarang adalah:

Bagaimana jika kita hanya sakit hati untuk sebagian saja atau dengan alasan tertentu saja? sementara untuk sebagian lain atau untuk alasan lain kita malah senang dan menunggu-nunggu makian lain dan fintah keji lainnya? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline