Lihat ke Halaman Asli

Achmad Luthfi

mahasiswa

Perjuangan Pak Casmat Seorang Tukang Becak di Tengah Maraknya Ojek Online

Diperbarui: 14 Juni 2024   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

by Achmad Luthfi junaedi

Dalam era digital saat ini yang semakin pesat, transportasi tradisional seperti becak mulai mengalami kesulitan untuk bertahan. Bapak Casmat, seorang tukang becak berusia 69 tahun, telah menggeluti pekerjaan ini sejak tahun 2000. 

Sebelum menjadi tukang becak, saat ia masih ada stamina yang cukup pak casmat pernah menjadi penjual batagor/siomay didaerah rajagaluh majalengka  . Ia memiliki 4 anak, namun 3 di antaranya telah meninggal dunia saat lahiran dan sekarang anak semata wayangnya sudah besar dan bekerja dipabrik roko dijakarta, diumur yang sudah tidak muda lagi pak casmat hanya bisa mengandalkan becak yang ia punya untuk mencari nafkah untuk sang istri dirumah agar kompor didapur rumah tetap menyala.

Bapak Casmat mengaku bahwa penghasilan sehari-hari hanya sekitar Rp15.000. "Meski sehari tidak dapat penumpang, namun saya tetap menekuni pekerjaan ini karena saya ingin memberikan penghasilan untuk keluarga saya," kata Bapak Casmat.

Perjuangan Bapak Casmat tidak mudah. Dalam beberapa tahun terakhir, ia mengalami penurunan minat penumpang untuk menggunakan jasa tukang becak. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi internet yang ditawarkan ojek online seperti Go-jek. "Saya tidak dapat berbuat banyak, namun saya tetap berjuang untuk memberikan penghasilan untuk keluarga saya," kata Bapak Casmat.

by Achmad Luthfi Junaedi

sulit bagi pak casmat untuk mendapatkan penghasilan lebih karna ia sudah tidak mempunyai cukup tenaga untuk mencari nafkah tapi pak casmat tidak pantang menyerah walaupun pendapatan tidak pasti.

Perjuangan Bapak Casmat sebagai tukang becak di tengah maraknya ojek online adalah contoh keberanian dan kesabaran dalam menghadapi perubahan. Meski penghasilan sehari-hari tidak banyak, ia tetap berjuang untuk memberikan penghasilan untuk keluarga. Kita dapat belajar dari perjuangan Bapak Casmat bahwa keberanian dan kesabaran adalah kunci untuk menghadapi perubahan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline