Lihat ke Halaman Asli

Achmad Kassoghi

Wiraswasta

Michael Bloomberg, Penyokong Dana Israel Hingga Intervensi Industri Hasil Tembakau Indonesia

Diperbarui: 21 November 2023   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pxfuel.com

Perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza serta Tepi Barat, Palestina, yang memasuki hari ke-44 telah memakan belasan ribu korban jiwa. Palestinian Central Bureau of Statistic (PCBS) melaporkan bahwa hingga 19 November 2023, jumlah korban jiwa dari masyarakat Palestina mencapai 13.216 orang. Meski begitu, belum ada tanda-tanda gencatan senjata di antara kedua belah pihak.

Israel, secara membabi buta, terus melanjutkan serangannya kepada warga sipil Palestina. Sekolah, rumah sakit, fasilitas publik, hingga kamp pengungsian bahkan tidak luput dari sasaran. Di tengah peperangan yang masih berkecamuk, Israel memblokade total Jalur Gaza untuk mencegah bantuan kemanusiaan, seperti obat-obatan, alat kesehatan, makanan, air, dan bahan bakar minyak tidak dapat diterima masyarakat Palestina.

Di tengah situasi panas ini, salah satu taipan terkaya di dunia, Michael Bloomberg, seperti menyiramkan minyak ke api yang tengah berkobar. Mantan wali kota New York, Amerika Serikat, itu secara terang-terangan akan memberikan bantuan setara Rp 690,9 miliar kepada Magen David Adom, sebuah layanan media darurat nirlaba Israel. Bagaimana bisa, Bloomberg yang selama ini menyiratkan sebagai pro isu kesehatan dan kemanusian rupanya ikut memberikan dana bantuan kepada Israel ketimbang Palestina?

"Amerika selalu menjadi teman bagi Israel dan saya terdorong bahwa banyak dari kita yang mengambil tindakan untuk membantu sekutu kita selama masa-masa sulit ini," kata Bloomberg seperti dikutip dari The New York Times, belum lama ini.

Dalam situasi ini, Bloomberg seharusnya melepaskan pandangan politiknya dan lebih mengedepankan nilai-nilai kemanusian. Jumlah korban yang berjatuhan dari sisi Palestina sepuluh kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan korban dari Israel, yang menurut keterangan United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) mencapai 1.269 orang. Masyarakat Palestina mengalami krisis kesehatan akibat kebijakan blokade yang diterapkan Israel.

"Penting untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita bersatu dalam mengecam Hamas dan berkomitmen untuk melindungi kesehatan dan keselamatan seluruh warga Israel," katanya.  

Bloomberg, Sosok Penuh Kontroversi

Michael Bloomberg memang sosok yang penuh kontroversi. Pendiri Bloomberg Philanthropies, Yayasan yang fokus pada perubahan iklim, keamanan senjata, dan kesehatan masyarakat, ini memiliki rekam jejak yang seksis terhadap perempuan. 

Dalam debat Partai Demokrat untuk Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2020 silam, Senator Elizabeth Warren mengungkapkan banyak kasus pelecehan di kantor Bloomberg namun tidak terekspos ke publik karena para pegawainya dikenakan perjanjian tutup mulut (Non-Disclosure Agreement).

"Dia (Bloomberg) telah membuat sejumlah wanita, lusinan, agar menandatangani Non-Disclosure Agreements pada pelecehan seksual dan diskriminasi gender di tempat kerja," ucap Elizabeth Warren.

Kontroversi lainnya dari sosok Bloomberg adalah sikapnya yang ingin mencampuri kebijakan suatu negara. Belum lama ini, penulis dan mantan wartawan Amerika Serikat Marc Gunther mengungkapkan bahwa Bloomberg mendukung kampanye anti tembakau di 112 negara. Adapun beberapa negara yang menjadi fokus mereka ada pada populasi perokok besar di dunia, diantaranya Tiongkok, India, Bangladesh, dan Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline