Lihat ke Halaman Asli

Achmad Irfan

KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam)

Pengalaman Pribadi Patah Tangan, Mengganggu Kesehatan Jiwa

Diperbarui: 10 Oktober 2022   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Patah Tangan (Foto: Kompas.com)

Tepat pada hari ini 10 Oktober, diperingati sebagai hari kesehatan mental sedunia yang dibuat oleh Federasi Kesehatan Mental Dunia (FKMH) tahun 1992. Pada umumnya  banyak hal yang menyebabkan kesehatan jiwa kita terganggu, misalnya faktor kesehatan, beban pekerjaan, kesejahteraan ekonomi, dan masih banyak faktor lainnya. 

Pengalaman pribadi pernah mengalami patah tangan akibat bermain sepak bola, sangat menyakitkan dan mengganggu kesehatan jiwa saya. Kejadian ini berawal sekitar 22 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1999, waktu itu saya masih berusia 12 tahun dan masih kelas 1 SMP, saat itu sore menjelang Maghrib sekitar jam 5 sore saya bermain sepak bola di lapangan, lokasinya persis seberang belakang rumah saya. 

Pada saat itu  saya bermain bola dengan teman sekitar rumah saya, ada sekitar 16 orang yang bermain, kebetulan saya menjadi kiper. Bola yang kami pakai adalah bola karet  yang lumayan padat, jadi jika tubuh  terkena pantulan yang keras lumayan sakit rasanya. 

Tidak terasa 30 menit berjalan tidak ada masalah, tidak lama setelah itu saya sebagai kiper menahan bola dengan pantulan bola yang sangat keras, mungkin karena salah  posisi tangan dan kerasnya bola mengarah ke tangan kiri saya, tiba-tiba tangan  kiri saya sakit sekali  rasanya dan posisi tangan  agak melengkung bengkok karena patah tulang. 

Saya menangis sekencang-kencangnya akibat merasakan rasa sakit yang sangat mendalam. Saya di antar oleh  beberapa teman untuk pulang ke rumah saya. Kebetulan saat di rumah hanya ada dua adik dan ibu saya. Ibu saya  agak terkejut  dan langsung membawa saya masuk ke rumah. 

Pada malam harinya saya dibawa ayah saya ke tetangga dekat rumah yang informasi dari tetangga bisa mengobati patah tulang, tetapi pas sampai disana sepertinya tetangga saya tidak bisa menanganinya dan menganjurkan untuk berobat ke ahli patah tulang. 

Hari yang sama pada malam hari menjelang tidur, saya tidak bisa  tidur karena merasakan nyeri sakit pada tangan kiri saya, rasanya jiwa sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit. Sejak patah tangan, berefek juga tidak nafsu makan dan untuk menggerakan tangan sangat susah dan sakit serta nyeri. 

Dua hari kemudian, saya diantar  oleh ayah saya ke Depok untuk berobat ke ahli patah tulang, kebetulan beliau masih saudara jauh. Setelah sampai di lokasi ahli tulang, tangan kiri saya di pegang, dan saya di ajak ngobrol dan disuruh menoleh ke belakang, saat menoleh entah bagaimana caranya tangan saya terasa sakit dan sangat  pergesaran tulang, mungkin ahli tulang mencoba meluruskan tulang saya yang patah. 

Setelah itu tangan  saya di perban, saya tidak masuk sekolah selama seminggu karena sakit patah tulang.  Setelah beberapa hari istirahat saya diantar ke sekolah oleh ibu, saat itu saya masih  menggunakan perban karena belum pulih. 

Beberapa  hari kemudian saya melepas perban karena kondisi tangan sudah membaik. Tapi karena pernah patah tangan akibat sepak bola, saya agak trauma kalau ikut  bermain sepak bola. Sekitar 7 tahub saya vakum bermain bola, tetapi setelah itu saya mencoba bermain bola tetapi tidak menjadi kiper karena trauma peristiwa masa lampau.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline