Sumber daya manusia (SDM), merupakan faktor penggerak penting dalam menunjang kebutuhan operasional perusahaan dalam berbagai bidang. Walaupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini, manusia dapat mengoperasikan mesin-mesin berteknologi canggih. Industri garmen contohnya suadah menggunakan mesin seperti mesin cetak gambar pakaian dan mesin bordir portable.
Industri makanan juga menggunakan mesin berteknologi seperti mesin feeder yang dapat mengeluarkan benda yang berbahan kertas secara satu per satu dengan otomatis yang kemudian disalurkan melaui conveyor. Mesin berteknologi canggih ini selain berfungsi untuk mempercepat proses produksi, bisa juga untuk meminimalisir kesalahan dalam proses produksi.
Semua operasional mesin-mesin berteknologi canggih tersebut, masih di kendalikan oleh tenaga manusia karena mesin tidak dapat berjalan jika tidak ada yang mengoperasikan. Modernisasi dan Perkembangan teknlogi yang semakin pesat, membuat banyak inovasi baru khususnya mengenai otomatisasi robotik yang bisa menggantikan tenaga manusia. Yang menjadi pertanyaan apakah Otomatisasi robotik bisa menggantikan tenaga manusia secara keseluruhan?. Dilansir dari mitrais.com, otomatisasi proses robotic (RPA) adalah robot perangkat lunak yang mampu meniru dan mengintegrasikan tindakan manusia dalam suatu sistem digital. Robot RPA mampu meniru sebagian besar tindakan manusia seperti memindahkan file ke folder, menyalin data, mengekstrak data terstruktur dan semi terstruktur dari sebuah dokumen atau browser. Bukan yang tidak mungkin, jika beberapa tahun mendatang robot bisa menggantikan tenaga manusia dari hulu ke hilir serta robot bisa mengurangi angka kecelakaan kerja.
Dengan memakai tenaga robot, maka Industri atau perusahaan bisa menghasilkan produksi lebih cepat dan banyak. Walaupun banyak keuntungan dengan memakai tenaga robot, tetapi ada kelebihan tenaga manusia yang tidak dimiliki robot yaitu akal dan perasaan.
Robot dikendalikan oleh sistem berupa memori chips didalam perangkat robot dan bisa saja terjadi error system pada robot yang menyebabkan robot tidak berfungsi dan dibutuhkan perawatan robot secara berkala dengan biaya yang cukup besar juga. Jadi otomatisasi robot memang bisa menggantikan tenaga manusia, tetapi manusia juga mempunyai akal dan perasaaan yang tidak dimiliki robot, solusinya adalah mengkombinasikan otomatisasi robot dengan tenaga manusia.
Kombinasi otomatisasi robot dengan tenaga manusia memang merupakan solusi, namun pengurangan tenaga manusia tetap mungkin akan terjadi karena sebagian besar aktivitas tenaga manusia bisa juga dilakukan oleh robot. Sekarang tinggal bagaimana kebijakan perusahaan dalam pembagian persentase porsi aktivitas pekerjaan, apakah lebih banyak menggunakan tenaga manusia atau lebih banyak menggunakan robot.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H