Indonesia yang berada di jalur khatulistiwa, dan beriklim tropis, tidak heran Indonesia termasuk penghasil rempah-rempah terbanyak di dunia.
Bahkan di antara rempah-rempah dan tanaman tersebut banyak yang menjadi bahan baku jamu yaitu, jahe,kunyit,asam Jawa,kencur,temu lawak, lengkuas, brotowali, pala, kunyit, kapulaga, lempuyang, gula Jawa, gula aren dan masih banyak lagi tanaman lainnya yang bisa dijadikan jamu.
Istilah Jamu yang merupakan warisan leluhur sudah tidak asing lagi, hampir semua masyarakat Indonesia pernah merasakan khasiat dari jamu. Jamu berasal dari bahasa Jawa kuno yaitu jampi atau usodo, jampi atau usodo mempunyai makna penyembuhan menggunakan ramuan obat-obatan atau doa-doa.
Penggunaan Jamu di Indonesia bahkan sejak zaman kerajaan Majapahit yaitu dengan ditemukannya artefak berupa cobek, ulekan, dan beberapa bukti lainnya.
Seiring dengan perkembangan Ilmu pengatahuan dan teknologi, produksi jamu saat ini banyak dalam kemasan pil,tablet, serbuk, untuk memudahkan masyarakat yang mempunyai kesibukan yang padat.
Untuk jenis jamu serbuk yang sering kita konsumsi yaitu jamu cap nyonya meneer yang beraneka ragam jenis dan khasiat untuk memgobati sakit perut, masuk angin, pusing, lambung,pelangsing, pegal linu, dan masih banyak varian dan manfaat lainnya.
Minyak telon yang kita pakai juga merupakan jamu produksi nyonya meneer.
Jamu Selain kaya akan manfaat, juga menjanjikan peluang bisnis baik di dalam negeri maupun ekspor ke luar negeri. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) total nilai ekspor jamu Indonesia pada tahun 2021 mencapai US$ 41,5 juta (sekitar Rp 606 Miliar). Untuk jenis jamu yang diekspor, antara lain:
1. Jamu Uyup-Uyup
Berkhasiat meningkatkan produksi ASI, mengurangi bau badan, mengatasi kembung, menyegarkan tubuh.