Lihat ke Halaman Asli

Achmad Humaidy

Blogger -- Challenger -- Entertainer

[Skenario Film Pendek untuk Anak] Sahabat

Diperbarui: 29 Mei 2020   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah tentang sebuah persahabatan yang saling melengkapi (dokpri)

Voice Over (VO)
Hidup ini sangat berharga. Lebih berharga apabila kita bisa membuat orang lain merasa bahagia, seperti kepada seorang sahabat. Aku punya sahabat yang sangat aku sayang. Aku ingin selalu membuat sahabatku tersenyum. Setiap senyumannya adalah sesuatu yang berharga untuk hidupku. Inilah kisahku tentang seorang sahabat.

SCENE 1
EXT. TAMAN -- SORE
Cast: Shifa, Shella, dan anak-anak lainnya

Sore hari yang sejuk. Taman tampak tak begitu ramai. Hanya beberapa anak yang bermain di taman. Shifa dan Shella berjalan menuju taman. Mereka tampak riang. Terkadang mereka melempar senyum lalu tertawa. Terlihat sekelompok anak-anak dari arah yang berlawanan tertawa melihat Shifa dan Shella. Semua mata tertuju pada Shella. Ada yang mencibir, ada yang hanya tertawa, dan ada juga yang menatap mereka dengan senyuman mengejek.

TEMAN-TEMAN

Botak... Botak.. Botak...
Shella mana rambutnya? Hahaha...
Shifa jangan mau temenin Shella, dia kan botak!

Shifa menajamkan tatapannya pada sekelompok anak-anak itu. Tapi, anak-anak itu justru semakin mengejek Shella. Shella menunduk, lalu merapatkan posisi topinya. Shifa memandang Shella iba. Ia pun menggandeng Shella memasuki taman. Terus berjalan. Shifa menatap Shella, mencoba menghibur sahabatnya itu dengan mengelus pundak Shella.

CUT TO


SCENE 2
EXT. TAMAN -- SORE
Cast: Shifa dan Shella

Shifa dan Shella duduk di salah satu bangku taman. Shifa kembali menatap Shella. Shella tampak memandang kejauhan, ia melihat suasana sekitar taman, melihat anak-anak yang bermain, lalu menunduk.

SHIFA
Kamu kan memang botak, jadi cuekin aja mereka...
(sambil mengelus pundak Shella)

Shella terkejut mendengar ucapan Shifa. Ia menatap Shifa dengan heran. Sahabatnya sendiri berbicara seperti itu. Shella salah paham. Ia terus menatap Shifa. Lalu, Shella segera bangun dari duduknya, berlari keluar taman.
Shifa terdiam. Ia tak bermaksud menyakiti perasaan sahabatnya itu. Shifa pun bingung akan sikap Shella. Namun, Shifa membiarkan Shella beranjak dari taman itu. Shifa merenung beberapa saat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline