Lihat ke Halaman Asli

Achmad Humaidy

Blogger -- Challenger -- Entertainer

Harapan Ramadan yang Dirindukan

Diperbarui: 27 April 2020   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marhaban yaa Ramadan (Arsip Personal)

Ramadan tiba semua bahagia
Tua dan muda bersuka cita
Bulan ampunan, bulan yang berkah
Bulan terbebas api neraka

Lagu Ramadan Tiba dari Opick mulai menggema. Artinya, seluruh umat Islam sudah bisa melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Tentu bulan yang penuh kemuliaan ini sangat ditunggu. Tak bisa dipungkiri jika Kompasianer yang beragama Islam menyambut bulan suci ini dengan gembira.


Tahun 2018, aku membuat target harian selama bulan Ramadan untuk mencapai harapan yang diinginkan. Sementara aku juga menyambut Ramadan penuh harapan di tahun 2019, meski beberapa harapan tak berhasil diwujudkan. Tepat tahun ini, harapan itu kembali bergulir agar aku bisa bersiap diri menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan penuh kenikmatan yang hakiki.


Mengingat bulan Ramadan tahun ini, kita dihadapi pandemi Corona. Aku tak mau kondisi ini dijadikan penghalang sehingga ibadah menjadi berantakan. Komitmenku sederhana, aku hanya ingin menjalankan ibadah yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Andaikan saja Ramadan semua
Bulan yang tiba, bulan yang ada
Karena besarnya setiap pahala
Yang dijanjikan kepada kita

Ramadan tahun ini terasa sekali perjuangannya. Bangsa ini harus menghadapi serangan virus yang mematikan. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat Kompasianer harus belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.

Mereka yang belajar masih saja ada yang memiliki keterbatasan fasilitas belajar di rumah. Bagi yang bekerja, hilal gaji atau Tunjangan Hari Raya (THR) belum terlihat wujudnya. Bahkan ada beberapa yang langsung diputus kontraknya karena banyak perusahaan sudah tak bisa menanggung upah pekerjanya. Sementara perayaan atau ritual selama Ramadan tak terlihat seperti biasanya. Salat tarawih, tadarus Al Qur'an, silaturahmi seperti sahur on the road, buka bersama, lebaran, dan lainnya hanya bisa dilakukan secara mandiri atau virtual saja.

Kita harus menjalani Ramadan yang beda. Rasanya harapan untuk diberi kesehatan atau umur yang cukup demi beribadah kepada Sang Pencipta merupakan hal yang utama. Aku hanya bisa berdoa supaya kita semua bisa melewati ujian dan memenuhi harapan untuk berkah Ramadan kali ini.

Dalam bersahur ada pahala
Dalam berbuka alangkah indah
Menahan diri, menahan lidah
Menjaga hati, menjaga mata

Seuntai lirik lagu di atas menjadi harapan yang dirindukan olehku untuk tahun ini. Pasti Ramadan tahun ini akan menjadi kenangan nanti. Kita hanya bisa memelihara hati agar jiwa tak terasa hampa setelah Ramadan pergi.

Demi mencapai harapan tersebut, ada beberapa hal sederhana yang aku lakukan, seperti:

1. Niat
Sesuatu yang dilakukan dengan niat karena Allah SWT, insya allah akan bernilai ibadah. Jika kita sudah mengucapkan niat berpuasa, berarti kita harus siap juga untuk menjaga hati, pandangan, dan perilaku buruk sekalipun. Dengan niat yang tulus, kita bisa bertaubat supaya tidak mengulangi segala kesalahan yang sama. Jadikan ramadan sebagai permulaan karena tak pernah ada kata 'terlambat' selama nyawa masih dikandung badan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline