Masjid itu bagai rumah kedua yang selalu membuat penulis tenang saat berada didalamnya. Rasulullah SAW menjadikan masjid sebagai sarana pembinaan umat. Beliau langsung mendirikan bangunan pertama berupa masjid yang disebut Masjid Nabawi saat berada di Madinah. Maka, penulis sebagai muslim begitu memiliki perhatian dan kecintaan mendalam terhadap masjid.
Penulis sering melakukan jelajah masjid bersama keluarga. Mulai dari Masjid Istiqlal, Masjid Sunda Kelapa, Masjid Al Azhar, Masjid Nurul Iman Blok M, Masjid Al Latief Pasaraya, Masjid Pondok Indah, Masjid Hasyim Asyari, Masjid An Nahl BSD, Masjid Kubah Emas (Dian Al Mahri), Masjid Az Zikra, Masjid Andalusia, Masjid At Taawun dan masih banyak lagi masjid yang pernah dikunjungi. Wisata religi seolah menjadi pilihan yang asyik untuk menambah pundi-pundi pahala.
Dari semua masjid yang penulis datangi, ada satu masjid yang memiliki arsitektur modern, yaitu Masjid At Tin. Masjid ini merupakan masjid megah yang ada di kawasan Pintu 1 atau pintu utama Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Masjid telah dibangun sejak tahun 1997 sampai 1999. Masjid mulai dibuka untuk umum pada tanggal 26 November 1999.
Saat ini, masjid dikelola oleh Yayasan Ibu Tien Soeharto. Masjid dibangun sebagai bentuk do'a dan rasa cinta yang tulus dari anak dan cucu untuk mengenang jasa mendiang mantan ibu negara, Hj. RA Fatimah Siti Hartinah atau Tien Soeharto. Ada aktualisasi fitrah tersendiri yang melekat pada masjid ini karena sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif.
Nama At-Tin diambil dari salah satu surah dalam Al Qur'an. Artinya buah yang manis, lezat, dan penuh gizi. Buah ini dipercaya mempunyai manfaat yang banyak, baik sebelum matang maupun sesudahnya. Begitu juga masjid ini diharapkan memiliki oase spiritual yang memberi pencerahan intelektual bagi siapa saja yang beribadah didalamnya.
Meski demikian, sekitar tahun 2016 masjid ini pernah diduga sebagai kawasan yang terlibat jaringan terorisme. Persoalan Abu Bakar Ba'asyir mencuat jadi isu nasional yang meresahkan masyarakat. Namun, komitmen kuat dari para pengurus masjid membuktikan bahwa masjid bukanlah tempat bersarang para teroris karena teroris tidak punya agama. Masjid ini pun dipergunakan untuk rutinitas ibadah dan acara-acara keagamaan nasional.
Melalui masjid ini, agama Islam ditegakkan sebagai agama yang rahmatan lil 'alamin. Masjid At Tin mampu menempati area tanah seluas 70.000 m2. Masjid ini juga bisa menampung sekitar 9.000 jamaah di dalam dan 1.850 jamaah untuk berada pada selasar tertutup. Maka, 10.000 jamaah bisa memanfaatkan masjid untuk beribadah kepada Sang Khalik.
Seperti yang penulis bilang di awal, arsitektur masjid At Tin memiliki ornamen-ornamen keunikan tersendiri. Bentuk ornamen seperti anak panah yang mengarah ke langit ada di setiap sudutnya. Bentuk anak panah ini memiliki makna supaya manusia tidak pernah berhenti mensyukuri nikmat Allah SWT.
Dari sisi luar, kubah utama masjid juga diapit oleh empat kubah kecil dengan lekukan berbentuk anak panah yang tinggi dan runcing. Keterampilan arsitektur ini dibuat oleh ayah dan anak yaitu Ahmad Nu'man serta Fauzan Nu'man. Mereka sudah dikenal sebagai perancang sejumlah masjid yang tersebar di Indonesia.
Setelah memasuki pintu gerbang, pengunjung akan disambut oleh kolam air mancur yang mengelilingi masjid. Beberapa sisi di kolam ini tersedia tempat duduk yang teduh. Terdapat juga keran-keran air yang bisa digunakan untuk berwudhu. Di sisi outdoor, masjid pun menampung sekitar 100 sepeda motor, 8 bis, dan 350 mobil untuk parkir.
Berlanjut ke indoor masjid, kita akan menemui ruang serba guna di dasar masjid. Ada perpustakaan dan ruang kelas untuk belajar yang bisa digunakan. Di lantai dasar ini juga tersedia pula tempat wudhu sebelum menuju ruang untuk shalat yang terletak di lantai satu.