Lihat ke Halaman Asli

Achmad Humaidy

Blogger -- Challenger -- Entertainer

"Pengabdi Setan" Menembus 4 Juta Penonton di Bioskop

Diperbarui: 8 November 2017   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Twitter @Flickmagazine

Dengan perolehan 4 juta penonton hingga hari ini, Film Pengabdi Setan yang diproduksi oleh Rapi Films dan menggandeng rumah produksi asal Korea Selatan, CJ Entertainment menjadi film Indonesia terlaris dalam perolehan jumlah penonton pada tahun 2017 yang menggeser posisi puncak film 'Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 2. Jika dilihat dari urutan data box office film Indonesia dari tahun 2007-2017, Film Pengabdi Setan berada pada posisi 4 dibawah Warkop DKI Reborn Part 1, Laskar Pelangi, dan Habibie & Ainun.

Sebentar lagi penampakan hantu Ibu dalam film 'Pengabdi Setan' juga akan bergentayangan lebih banyak di bioskop negara-negara seluruh dunia. Ada 26 negara yang siap menayangkan film yang diproduseri oleh Sunil Samtani ini. Salah satunya negara tetangga, Malaysia yang menetapkan tanggal rilis resmi pada 23 November 2017 mendatang.

Tak hanya laris manis diserbu penonton, film Pengabdi Setan juga sukses meraih 13 nominasi di ajang penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) 2017. Lantas, akankah film ini berhasil menjadi film terbaik tahun ini?... .

Twitter @FILM_Indonesia

Sineas terkenal perfilman Indonesia, Joko Anwar, berhasil menggarap film Pengabdi Setan yang menjadi salah satu film favoritnya sejak masa kanak-kanak di tahun 1980. Om Joko tidak ingin remake (reka ulang) kisah film ini, namun ia berupaya reboot (tafsiran baru) sehingga diharapkan bisa memberi nuansa dan dimensi lain atas tema orisinal yang diangkat agar lebih creepy.

Manusia adalah makhluk yang mudah dirasuki. Selalu mencari tempat perlindungan yang tidak pasti. Kita cenderung ingin menyandarkan kegelisahan pada sesuatu yang lebih besar dari kita, yang bisa kita percaya meski keadaan tidak menjamin akan baik-baik saja. Anak bersandar kepada orangtua. Orangtua yang beriman akan meminta perlindungan kepada Tuhan. Namun, jika ada yang tak kenal dengan Tuhan, mereka pasti terjerumus kepada hal-hal gaib dan menjadi pengikut sekte sebagai suatu ajaran baru yang dipercaya dapat memberi berkah dalam kehidupan. Mereka itulah pengabdi setan. Saat mereka meninggal, mayat-mayat seperti itu akan bangun kembali dan menjadi hantu. Kompasianer pun akan siap diganggu.

Alkisah di tahun 1981, keluarga yang sudah tidak berdaya tinggal di sebuah rumah tua bersama neneknya (Elly D. Luthan) yang sudah renta. Bapak (Bront Palarae) dan Ibu (Ayu Laksmi) dengan empat orang anak, Rini (Tara Basro), Tony (Endy Arfian), Bondi (Nasar Annuz) dan Ian (M. Adhiyat) yang tuna wicara harus rela tinggal di rumah nenek karena karier menyanyi ibu sudah redup sejak ibu sakit parah selama 3 tahun. Padahal, setiap lagu yang menjadi hits saat Ibu Mawarni Suwono bernyanyi selalu memiliki lirik yang membuat bulu kuduk berdiri sendiri alias merinding. Karir Ibu mulai tenggelam bersama penyakit yang dideritanya.

Dari awal adegan, atmosfer menyeramkan mulai terestablish. Penonton akan diajak menjenguk ibu yang terbaring lemah tak berdaya di tempat tidur. Korelasi antara ibu dan anak-anak yang merawatnya memberi first impression bahwa masing-masing anak memiliki ketakutan saat melihat ibu kandungnya sendiri yang sakit keras. Pengobatan ibu terhadap penyakitnya yang telah menghabiskan biaya membuat mereka harus mencari uang tambahan untuk bertahan hidup. Penyakit ibu yang tak dijelaskan secara detail kepada penonton hingga meninggal sambil berdiri ke hadapan jendela dan tiba-tiba terkapar jatuh ke lantai hanya memberi kesan misterius begitu saja.

Setelah ibu meninggal, Bapak pergi ke kota entah untuk apa tujuannya. Tiba-tiba saja Bapak meninggalkan Rini, Tony, Bondi, Ian, dan nenek secara mendadak. Kondisi rumah yang semakin sepi, menjadi semakin mencekam. Ibu tidak lagi menutup mata,  Ia bangkit dari kubur dan kembali pulang ke rumah meneror anggota keluarga satu per satu untuk mengajak ke alam baka. Alhasil, nenek menjadi korban pertama yang menyusul Ibu karena tiba-tiba kursi roda yang diduduki nenek tidak bisa bergerak dan nenek pun tewas masuk ke dalam sumur tua.

Sebagai anak tertua, Rini mulai memegang peran. Ia mulai bertanya-tanya tentang misteri apa yang terjadi dalam rumahnya. 'Ada hantu ibu yang gentayangan' menjadi pendapat Hendra (Dimas Aditya) seorang anak dari ustad yang juga tinggal di lingkungan mereka. Tapi, Rini tak mudah percaya dengan takhayul meskipun Tony dan Bondi juga selalu bercerita tentang mitos-mitos mistis yang sesuai dengan apa yang mereka alami sekarang. Rini pun mulai mencari tahu misteri apa yang tersembunyi berkaitan dengan masa lalu orangtua mereka dari sepucuk surat yang ditinggalkan nenek dan belum sempat dikirimkan kepada sahabatnya, Pak Budiman (Egi Fadly) yang tinggal pada sebuah rumah susun di kota.

Di pertengahan film, Bondi sebagai anak ketiga mulai berperan dengan tatapan mata yang selalu kosong. Ia menderita sakit panas yang berkepanjangan dan tingkah lakunya aneh seolah berada di bawah pengaruh roh jahat.

Rini dan keluarga memang termasuk golongan yang tidak beriman kepada Tuhannya sehingga roh jahat begitu leluasa masuk ke rumah ini. Kisah masa lalu ibu dalam film juga sesuai dengan judulnya yaitu pengabdi setan. Karakter Rini dibentuk sebagai pemegang kendali membawa keluarga ke jalan yang benar. Bersahabat dengan Hendra, ia mendapat pencerahan untuk menjalani ibadah shalat di rumahnya. Hanya saja, setelah ibadah, ia tetap diganggu oleh hantu ibu yang arwahnya masih gentayangan di dalam rumah dan siap mencari korban jiwa selanjutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline