Lihat ke Halaman Asli

Achmad Humaidy

Blogger -- Challenger -- Entertainer

Masih Ingatkah Kamu pada Sosok Wanita Misterius yang Satu Ini?

Diperbarui: 1 April 2017   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.trivia.id

Tepat di tanggal 30 Maret 2017, kita merayakan Hari Film Nasional. Film Indonesia dahulu yang bergenre misteri atau horor selalu ditunggu-tunggu penonton setia. Ada pemeran utama wanita yang selalu berhasil menghantui para penonton. Totalitas akting pemeran utamanya mengingatkanku kembali pada film-film lokal zaman dahulu kala yang paling fenomenal, salah satunya Film Malam Satu Suro. Dalam film ini, Suketi dikisahkan sebagai wanita muda yang mati bunuh diri setelah diperkosa dan hamil. Arwahnya tidak bisa beristirahat dengan tenang dan Suketi pun menjelma menjadi Sundel Bolong untuk balas dendam. Film ini sukses karena dibintangi oleh ratu horor Indonesia yang kini telah tiada, Almarhumah Suzanna.

Sambil menengok kembali kiprahnya dalam jagad film nasional. Penulis akan mengingatkan kembali kepada pembaca tentang adegan-adegan yang tak kan pernah terlupa dalam film Malam Satu Suro sebagai berikut:

1.   Adegan Sundel Bolong jadi Anak Angkat

Film Malam Satu Suro punya kualitas film horor yang paling istimewa dalam hal menakutkan penonton. Awal adegan, suasana sudah dibuat menyeramkan. Pemeran dukun sakti dari Alas Roban, Jawa Tengah dengan nama Ki Rangga langsung membangkitkan setan wanita yang sering gentayangan dari kuburan. Saat setan sudah bangkit dari kubur, Ki Rangga berkata “Suketi, menurutlah Nak, engkau akan kujadikan anak angkat ku.”. Lalu, adegan pun dibuat semakin mendebarkan dan paku keramat langsung dipantek pada kepala Sundel Bolong, yang bernama Suketi.

2.   Adegan Malam Pertama

Ini merupakan film jenis misteri yang romantis dan diproduksi tahun 1988. Walaupun penulis belum lahir pada masa itu. Dalam film ini, diceritakan salah satu pemeran pria bernama Bardo (diperankan oleh Fendy Pradana) sedang berburu kelinci di hutan. Tiba-tiba Ia bertemu sosok wanita dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Suketi. Mereka pun segera melangsungkan pernikahan di hutan dengan iringan penari-penari rekaan dalam adegan ritual mistik Jawa kuno. Pernikahan yang mereka lakukan wajib dilangsungkan tepat malam satu suro.

Setelah adegan pernikahan dilanjutkan dengan adegan malam pertama. Unik memang karena adegannya tidak dilakukan di ranjang, melainkan di padang ilalang. Mereka pun bercumbu mesra dengan romantisnya di alam bebas. Romantisme mistis yang begitu manis.

3.  Adegan Tembok Derita

Bukan setting tempat yang penuh penyiksaan, tembok derita ini merupakan judul lagu. Tembok derita dinyanyikan dalam film ini, saat adegan si Bokir (penyanyi dangdut yang punya gaya ala John Lennon) dan Dorman Borisman (yang berperan sebagai pengawal pribadi) menjadi korban keusilan dari Sundel Bolong di kuburan. Untuk mengingatkan sepenggal lirik lagunya, mereka bernyanyi lagu ini “Pak hakim dan pak jaksa, kapan saya akan disidang?...”

4.  Adegan Main Piano

Jika yang main piano seorang musisi, pasti kita akan menikmati. Namun, dalam adegan ini, Sundel Bolong bermain piano di dalam rumah saat tengah malam. Ia mendentingkan tuts piano sambil menyanyikan lagu "Selamat Malam" karya Vina Panduwinata. Adegan ini ditunjukkan sebagai kesan bahwa Suketi sedang sedih dan rindu berkumpul bersama keluarganya. Dentuman piano itu menjadi simbol bahwa Ia ada dalam rumahnya meskipun mereka sudah berada di alam berbeda. Di akhir adegan, Suketi berkata "Arwahku akan gentayangan sebelum dendamku terbalas". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline